REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Himpunan Milik Negara (Himbara) telah melaporkan pertumbuhan laba bersih sepanjang 2020. Berdasarkan data OJK total laba bersih bank umum sebesar Rp 104,71 triliun pada 2020 atau turun 33,08 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 156,48 triliun.
Anjloknya laba bersih perbankan ini tidak terlepas dari upaya perbankan memperbesar cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) sebagai antisipasi kredit bermasalah akibat pandemi Covid-19.
Berdasarkan catatan Republika, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk menduduki peringkat pertama dari 10 bank terbesar dari sisi aset di tanah air dalam pertumbuhan laba bersih sepanjang 2020. Bank spesialis perumahan ini mengantongi bersih sebesar Rp 1,60 triliun pada 2020 atau naik 664,59 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 209,26 miliar.
Wakil Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan lompatan laba bersih ditopang oleh lima strategi utama perseroan yang digelar sepanjang 2020.
“Lima strategi yang dilakukan perseroan antara lain memaksimalkan penerapan good corporate governance (GCG), sentralisasi proses bisnis, penguatan permodalan dan pendanaan,” ujarnya kepada Republika, Ahad (4/5).
Selanjutnya PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mencatatkan laba bersih sebesar Rp 14,15 triliun pada 2020. Adapun realisasi ini menurun 44,37 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 25,44 triliun.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan penurunan laba bersih karena perseroan menekan kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) yang masih membaik.
“Kebijakan penyaluran kredit secara prudent dan selektif kepada targeted customer dengan mempertimbangkan sektor yang masih potensial dan pemulihannya lebih cepat. Hasilnya, kami mampu menjaga kualitas kredit sehingga rasio NPL konsolidasi masih baik 3,09 persen,” jelasnya.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan laba bersih terkontraksi 45,34 persen menjadi sebesar Rp 21,15 triliun pada 2020 dibandingkan posisi 2019 Rp 38,70 triliun.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan perseroan berupaya menyelamatkan pelaku UMKM di tengah pandemi Covid-19.
"Laba ini kalau dibanding tahun lalu pasti turun bahkan ada satu bulan kita tidak bukukan laba sama sekali ketika alokasikan resources seluruhnya untuk restrukturisasi melakukan penyelamatan nasabah utama kita yakni UMKM,” ucapnya.
Terakhir dari Himbara PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan laba bersih tergerus 81,17 persen menjadi Rp 2,75 triliun dibandingkan periode 2019 senilai Rp 14,61 triliun.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan perseroan berupaya melakukan adaptasi di tengah pandemi Covid-19.
“Sepanjang tahun lalu kami memacu diri agar tahun ini menjadi lebih baik melalui lompatan bisnis. Langkah yang kami lakukan dapat hasil menggembirakan, pemulihan lebih cepat terwujud,” ucapnya.
Dari bank swasta, PT Bank Pan Indonesia Tbk mencatatkan laba bersih 0,32 persen. Per akhir Desember 2020 PNBN membukukan laba bersih Rp 3,07 triliun atau naik tipis dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 3,06 triliun.
Selanjutnya PT Bank Central Asia Tbk mencatatkan laba bersih terkontraksi 3,63 persen menjadi Rp 26,27 triliun dibandingkan periode 2019 Rp 27,26 triliun.
PT Bank BTPN Tbk mencatatkan laba bersih turun 12,57 persen menjadi Rp 1,39 triliun pada akhir 2020 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 1,59 triliun.
PT Bank OCBC NISP Tbk mencatatkan laba bersih tergerus 24,76 persen menjadi Rp 2,3 triliun pada 2020 dari tahun sebelumnya Rp 3,23 triliun.
PT Bank CIMB Niaga Tbk mencatatkan laba bersihnya turun 47,41 persen. Per Desember 2020, laba bersih CIMB Niaga sebesar Rp 1,83 triliun atau turun dibandingkan pada 2019 sebesar Rp 3,48 triliun.
Terakhir dari bank swasta, PT Bank Danamon Indonesia Tbk mencatatkan laba bersih sebesar Rp 1 triliun atau anjlok 72,97 persen dari posisi sebelumnya Rp 3,7 triliun.