Kamis 25 Mar 2021 17:01 WIB

Kepercayaan Perusahaan Terhadap Pasar Modal Masih Tinggi

Per 18 Maret 2021, sudah ada 26 perusahaan yang masuk dalam pipeline IPO saham.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Karyawan melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ilustrasi
Foto: Antara/Reno Esnir
Karyawan melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Bursa Efek Indonesia (BEI), I Gede Nyoman Yetna menyampaikan, minat para pengusaha untuk mendapatkan pendanaan dari pasar modal pada kondisi saat ini masih sangat tinggi. Per 18 Maret 2021, sudah ada 26 perusahaan yang masuk dalam pipeline IPO saham. 

Jumlah tersebut lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu sebanyak 16 perusahaan. Menurut Nyoman, hal ini merupakan suatu bentuk kepercayaan perusahaan terhadap pasar modal Indonesia. 

Baca Juga

"Ini adalah bentuk kepercayaan para pemilik serta manajemen perusahaan yang menjadikan Bursa sebagai rumah pertumbuhan (house of growth) bagi perkembangan bisnis perusahaan mereka," kata Nyoman di acara webinar bertajuk Membangun Equity Story yang Solid dalam Masa Ketidakpastian, Kamis (25/3)

Dampak dari pandemi terbukti telah berimbas ke semua sektor bisnis. Iklim ekonomi yang berada dalam kondisi ketidakpastian, dan berbagai peraturan new normal yang ditetapkan telah memaksa industri untuk beradaptasi. 

Tentunya hal ini tidak mudah, apalagi di saat yang penuh tantangan. Perusahaan harus memahami bagaimana membangun suatu equity story yang tepat di mata para pemangku kepentingan dan juga target investor di pasar modal. 

Di tengah situasi seperti ini, PwC Indonesia dan BEI menekankan pentingnya perusahaan yang berencana melakukan penawaran umum perdana (IPO) untuk memperhatikan berbagai aspek dalam perusahaannya termasuk sisi komersial, akuntansi dan laporan keuangan, hukum, serta pajak. 

"Perlu dilakukan perbaikan atas nilai perusahaan yang melemah karena terdampak pandemi, serta melakukan rekonfigurasi rencana strategis perusahaan untuk mendapatkan nilai yang optimal dan terbaik pada saat IPO," kata Deals Partner PwC Indonesia, Mirza Diran. 

Capital Markets Advisory PwC Indonesia, Jasmin Maranan menambahkan, pandemi Covid-19 telah meredam pergerakan pasar ekuitas Indonesia selama beberapa waktu pada tahun 2020. Hal ini telah mendorong pemerintah di Indonesia dan di seluruh dunia untuk terus menerapkan kebijakan guna mendorong perekonomian. 

Menurut Jasmin, suku bunga yang lebih rendah, penguatan rupiah, serta keberhasilan program vaksinasi menjadi pertanda baik bagi sentimen pasar yang positif dan mengarah pada peningkatan aktivitas IPO. 

"Saat ini adalah waktu yang tepat bagi calon perusahaan yang akan melaksanakan IPO untuk berfokus pada strategi, membangun kekuatan internal dalam pembuatan laporan keuangan, kontrol, dan tata kelola agar siap untuk diluncurkan ketika peluang IPO terbuka," tutur Jasmin.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement