REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menilai rendahnya penawaran masuk pada lelang surat utang negara (SUN) disebabkan oleh perilaku investor yang masih wait and see dari kebijakan yang diambil bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (Fed). Tercatat pemerintah menyerap dana sebesar Rp 18,9 triliun dari lelang tujuh seri SUN di pasar perdana, dengan penawaran masuk sebesar Rp 40,08 triliun.
Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko Kemenkeu Deni Ridwan mengatakan The Fed dalam rapat dewan kebijakan (FOMC) pada 16-17 Maret 2021 akan mengambil kebijakan terkait yield obligasi pemerintah AS (UST).
"Rendahnya incoming bids tersebut sudah diprediksi mengingat adanya faktor eksternal yang membuat investor masih wait and see, yaitu kebijakan yang akan diambil oleh bank sentral AS dalam FOMC meeting," ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (17/3).
Menurutnya fokus investor lelang SUN kali ini berada pada SUN seri benchmark dengan tenor 10 tahun yaitu FR0087 yang memperoleh penawaran sebesar Rp 12,9 triliun, dengan proporsi investor asing sebesar 22,5 persen.
"Untuk seri FR0087 tersebut dimenangkan sebesar Rp 7,25 triliun dan merupakan seri terbesar yang dimenangkan pada lelang hari ini," katanya.
Menurut dia minat investor asing masih cukup besar, yang terlihat dari keseluruhan penawaran masuk, dengan proporsi investor asing mencapai 18,2 persen atau meningkat dari lelang sebelumnya yang hanya sebesar 11,1 persen dari total bid.
Baca juga : Program DP 0 Persen, Saat Tepat Memulai Investasi Properti?
Sebelumnya, pemerintah menyerap dana sebesar Rp 18,9 triliun dari lelang tujuh seri SUN di pasar perdana pada Selasa (16/3) dengan penawaran masuk mencapai Rp 40,08 triliun.
"Dari bids yang masuk pada lelang hari ini sebesar Rp 40,1 triliun, pemerintah memenangkan sebesar Rp 18,9 triliun dengan bid to cover ratio sebesar 2,12 kali, sebagai komitmen pemerintah untuk menjaga tingkat yield SUN yang wajar di pasar sekunder," ucapnya.
Penyerapan yang jauh dari target indikatif Rp 30 triliun ini membuat pemerintah memutuskan untuk melakukan lelang SUN tambahan pada Rabu (17/3) lima seri SUN, yaitu FR0086, FR0087, FR0088, FR0083 dan FR0089, dengan target maksimal Rp 11,1 triliun.