REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) sedang mengkaji kebijakan yang bisa mendorong penurunan suku bunga kredit perbankan. Hal ini akan dibahas dalam pertemuan KSSK pada bulan ini.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, Bank Indonesia bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memimpin kajian tentang penetapan suku kredit atau lending rate perbankan. OJK juga menyampaikan, perbankan telah melaporkan dasar-dasar penetapan suku bunga pinjamannya.
"Kita memang di dalam pembahasan ini antara BI, OJK, dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) akan semakin meneliti apa yang disebut proses pembentukan penetapan lending rate masing-masing bank," ujarnya saat konferensi pers virtual Pemberian Insentif Kendaraan Bermotor dan Perumahan, Senin (1/3).
Menurutnya, masing-masing bank menetapkan lending rate berbeda-beda. Hal ini tergantung pada kesehatan perbankan, neraca perbankan, cost of fund hingga faktor tersebut membentuk lending rate. "Sehingga tidak bisa dibuat satu generalisasi dari policy ini," ucapnya.
Kendati demikian, dia menegaskan KSSK yang terdiri atas Kemenkeu, BI, OJK, dan LPS ingin melihat transmisi suku bunga acuan berjalan dengan lancar.
Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto menambahkan, pemerintah akan terus mengomunikasikan masalah suku bunga ini. "Karena memang salah satu yang diminta ke perbankan adalah agar penurunan BI rate dan lending rate bisa ditransmisikan ke konsumen," ucapnya.
Menurutnya saat ini spread suku bunga kredit dan suku bunga acuan dari Bank Indonesia masih lebar. "Walaupun, single digit, tetapi masih di atas 9,75 persen,” ucapnya.