REPUBLIKA.CO.ID, DENVER -- Federal Aviation Administration (FAA) mengungkapkan sejumlah syarat sebelum maskapai penerbangan di Amerika Serikat (AS) menerbangkan kembali Boeing 777. Pesawat tipe tersebut sebelumnya mengalami kerusakan mesin saat berada di udara yang dioperasikan oleh United Airlines.
Dikutip dari AP News, Rabu (24/2), FAA meminta maskapai penerbangan di AS saat ini tidak boleh mengoperasikan Boeing 777 hingga pemeriksaan selesai untuk mengetahui penyebab kerusakan mesin. Kebijakan tersebut berlaku untuk operator pesawat AS yang mengoperasikan Boeing 777 dengan mesin Pratt and Whitney PW4000.
Sebelum pesawat dapat terbang lagi, FAA meminta maskapai harus melakukan pemeriksaan gambar akustik termal dari fan blade engine. Khususnya yang berada pada bagian depan setiap mesin. FAA mengungkapkan, upaya tersebut dapat mendeteksi retakan pada permukaan interior bilah berlubang yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.
Kebijakan tersebut tentunya menjadi pukulan bagi United Airlines yang memiliki 24 pesawat Boeing 777. Sebab, United Airlines merupakan satu-satunya maskapai di AS yang mengoperasikan pesawat Boeing 777 dengan mesin Pratt and Whitney PW4000.
Juru Bicara United Airlines David Gonzalez mengungkapkan pada akhir pekan lalu sudah menghapus operasional 24 pesawat Boeing 777 tersebut. “Kami bekerja dengan NTSB dalam penyelidikan mereka dan akan mematuhi petunjuk kelaikan udara darurat FAA,” jelas Gonzalez.
Sebelumnya, penerbangan United Airlines dari Denver ke Honolulu melakukan pendaratan darurat tak lama setelah lepas landas pada Sabtu (20/2). Potongan casing mesin juga jatuh di lingkungan pinggiran kota. Sebanyak 231 penumpang dan 10 awak mendarat dengan selamat.
Ketua National Transportation Safety Board (NTSB) Robert Sumwalt mengungkapkan fan blade engine yang retak menunjukkan kerusakan yang konsisten dengan kelelahan logam. Sumwalt mengatakan saat ini pemeriksaan sudah dilakukan langsung di bawah pengawasan penyelidik NTSB.
“Misi kami adalah untuk memahami tidak hanya apa yang terjadi, tetapi mengapa itu terjadi, sehingga kami dapat mencegahnya terjadi lagi,” ujar Sumwalt.