REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Prospek pasar obligasi diyakini masih akan menarik pada tahun 2021. Hal tersebut didukung oleh kondisi makroekonomi yang semakin stabil saat ini terutama terkait suku bunga, inflasi, dan stabilitas nilai tukar rupiah.
"Menurut kami dinamika kondisi makroekonomi tahun ini akan tetap suportif bagi pasar obligasi, di mana suku bunga diperkirakan tetap rendah dan inflasi tetap pada level yang terjaga," kata Chief Economist & Investment Strategist Manulife Aset Manajemen Indonesia, Katarina Setiawan, Selasa (23/2).
Menurut Katarina, pasar obligasi secara historis mencatat kinerja baik pada tren suku bunga rendah dan inflasi tetap terjaga. Katarina juga melihat ada potensi meningkatnya minat investor asing terhadap pasar obligasi Indonesia.
Pasar Indonesia merupakan negara dengan peringkat investment grade yang menawarkan tingkat imbal hasil obligasi tinggi. Hal ini dapat menarik investor asing di tengah era suku bunga rendah saat ini.
Katarina mengatakan investor dapat mempertimbangkan pilihan investasi di pasar obligasi apabila menginginkan instrumen investasi dengan tingkat volatilitas lebih rendah dari pasar saham.
Katarina mengakui pasar saham maupun pasar obligasi sempat mencatatkan kinerja negatif pada Januari 2021. Namun pelemahan tersebut bukan disebabkan karena terjadi perubahan faktor fundamental.
Katarina menilai volatilitas pasar di bulan Januari lebih disebabkan oleh faktor teknikal, di mana pasar sudah menguat berturut-turut pada periode Oktober – Desember 2020 sehingga rawan terhadap aksi ambil untung.