REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian menyatakan, pengembangan varietas unggul kedelai di Indonesia masih terus dilanjutkan. Saat ini, bibit kedelai rakitan Kementan, yakni varietas Devon 1 dan Detap 1 yang tengah dikembangkan di Sulawesi Utara.
Kepala Balitbangtan Kementan, Fadjry Djufry, mengungkapkan bahwa varietas unggul kedelai tersebut memiliki produktivitas tinggi. Dengan begitu diharapkan hasil pengembangan bisa disebarluaskan ke petani dan masyarakat umum.
“Dengan adanya varietas unggul ini, ke depan tidak ada lagi petani rugi karena produktivitas rendah atau losses. Misalnya Detap 1 yang tahan terhadap pecah polong sehingga bisa mengamankan kehilangan hasil,” kata Fajdry dalam keterangannya diterima Republika.co.id, Senin (22/2).
Ia menjelaskan, kegiatan pemuliaan benih kedelai dilakukan Balitbangtan Kementan melalui Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi). Balitkabi, kata dia, telah berkolaborasi dengan PT Dwitunggal Nusa Mandiri dalam hal penyediaan benih kedelai untuk dikembangkan di Desa Tontalete, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara.
Kedua varietas tersebut ditanam di lahan seluas delapan hektare. Kegiatan penanaman ini ditujukan untuk memproduksi benih pokok.
Devon 1 merupakan varietas unggul dengan potensi hasil hingga 3,09 ton per hektare dan rata-rata hasil 2,75 ton per hektare. Varietas yang dilepas pada tahun 2015 ini memiliki ukuran biji yang besar dengan bobot sebesar 14,3 gram per 100 biji.
Keunggulan lain dari Devon 1 adalah tahan terhadap penyakit karat daun dan agak tahan hama pengisap polong. Selain itu, kedelai Devon 1 mengandung isoflavon yang lebih tinggi yaitu 2.200 µg/g. Senyawa isoflavon pada kedelai bermanfaat untuk mencegah kardiovaskular, osteoporosis, dan mencegah kanker.