REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pemodalan Nasional Madani (PNM) pada 2020 menyalurkan kredit kepada 8 juta nasabah sebesar Rp 26,9 triliun. Angka penyaluran ini naik 12 persen jika dibandingkan 2019.
Direktur Utama PNM Arif Mulyadi menjelaskan meski mengalami pertumbuhan penyaluran kredit namun memang penambahannya tidak agresif. Disatu sisi, kata Arif perusahaan masih perlu melakukan akuisisi atau membiayai nasabah di tahun 2020 ini.
Apalagi pertumbuhan nasabah di 2020 hanya 1,8 juta nasabah baru. "Seiring dengan penambahan jumlah nasabah, penyaluran pembiayaan kami tumbuh 12 persen. Mmemang tidak agresif. Tapi paling tidak net pertumbuhan ada 1,8 juta nasabah baru yang kami berikan pembiayaan," ujar Arif di Komisi VI DPR RI, Senin (8/2).
Arif juga menjelaskan pada 2020, PNM mendapatkan kucuran modal dari penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp 2,5 triliun. Kucuran PMN ini salah satu pendorong pertumbuhan penyaluran kredit. Selain itu, PNM juga mendapatkan dana PEN sebesar Rp 1 triliun yang ini disalurkan kepada 342 ribu nasabah.
"Dana PEN juga kami salurkan di 342 kabupaten kota dan terhadap 342 ribu nasabah. Plafonnya memang yang dibawah 3 juta. Kami salurkan ke sana untuk menambah kemampuan kami untuk leverage," ujar Arif.
Selain dari dana PEN dan PMN, Arif menjelaskan penyaluran kredit didapat perusahaan dari pasar modal sebesar 59 persen. Perbankan 28 persen dan PIP sebesar 13 persen.