REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk memproyeksi pertumbuhan kredit sekitar enam persen plus minus satu persen pada tahun ini. Hal ini sejalan perbaikan ekonomi dan optimisme dari para pelaku bisnis adanya vaksinasi Covid-19.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan kondisi Covid-19 yang terkendali diyakini juga akan membawa stabilitas terhadap sektor perbankan. "Kredit BNI proyeksikan akan tumbuh kurang lebih enam persen plus minus satu persen seiring dengan membaiknya kondisi pelaku usaha," ujarnya kepada wartawan, Jumat (4/2).
Sedangkan, dana pihak ketiga (DPK) juga diyakini tumbuh 7,9 persen karena likuiditas diperkirakan masih akan berlimpah pada tahun ini. Sepanjang 2020, BNI mengumpulkan DPK sebesar Rp 679,5 triliun atau tumbuh 10,6 persen.
Lalu, kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) diproyeksikan membaik menjadi 3,7 persen dari 4,3 persen pada tahun ini. "Pertumbuhan DPK dan kredit akan menyebabkan LDR (loan to deposit ratio) naik 90,9 persen. Hal itu menandakan fungsi intermediasi BNI makin optimal 2021," ucapnya.