REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian BUMN tengah mematangkan pembentukan Holding BUMN Pangan yang terdiri dari sembilan perusahaan yang kini menjadi anggota BUMN klaster pangan. Namun, Bulog yang selama ini banyak fokus pada stabilisasi harga beras justru tidak masuk dalam holding tersebut.
Direktur Utama Bulog, mengatakan, keputusan tersebut merupakan ranah pemerintah, dalam hal ini Menteri BUMN Erick Thohir. Namun, menurut dia, Bulog di masa yang akan datang akan menjadi badan pangan yang fokus pada tiga pilar. Yakni ketersediaan (availability), keterjangkauan (accessibility) baik secara fisik maupun ekonomi, dan stabilitas (stability).
"Sementara, Bulog punya peran sebagai 3 pilar, kita punya tugas untuk negara. Jadi kalau kita dimasukkan ke dalam BUMN klaster pangan, memang kita tidak. Kedua, karena ada rencana program Bulog ini akan berubah," kata Budi dalam konferensi pers, Rabu (3/2).
Meski demikian, pihaknya tidak mengetahui pasti kapan perubahan itu akan dilaksanakan. Ia pun menilai jika Bulog bergabung dalam holding BUMN Pangan dikhawatirkan tugas-tugas yang selama ini berjalan tidak bisa dilakukan dengan optimal.
"Jangan nanti sudah masuk klaster pangan tiba-tiba harus keluar, ini jadi kacau balau, tidak jadi lagi. Tapi apapun sebenarnya tidak ada masalah, Bulog tak masuk dalam klaster pangan tidak masalah," katanya.