Sabtu 30 Jan 2021 00:32 WIB

Aktivitas IPO Global Tetap Tumbuh Selama Pandemi

Volume IPO dunia meningkat 19 persen menjadi 1.363.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Pencatatan saham perdana (ilustrasi). Aktivitas penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) masih mengalami pertumbuhan sepanjang tahun 2020.
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Pencatatan saham perdana (ilustrasi). Aktivitas penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) masih mengalami pertumbuhan sepanjang tahun 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktivitas penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) masih mengalami pertumbuhan sepanjang tahun 2020. Meski berada di tengah situasi pandemi Covid-19. Aktivitas IPO dinilai tahan terhadap dampak pandemi Covid-19 yang didukung oleh suku bunga rendah dan kebijakan moneter ekspansif. 

EY Global IPO Leader, Paul Go, mengakui gejolak pasar pada paruh pertama tahun 2020 lebih tinggi dari sebelumnya sejak krisis keuangan global. Tetapi volatilitas dengan cepat mereda dengan akhir kinerja pasar IPO di akhir tahun yang luar biasa. 

Baca Juga

"Pasar IPO global yang menguat telah menunjukkan ketahanan pasar ekuitas meskipun terjadi pandemi. Pasar modal dan IPO memungkinkan perusahaan dengan pertumbuhan tertinggi untuk mendanai inovasi, mempercepat pertumbuhan bisnis, dan memberikan kontribusi yang signifikan bagi masyarakat," kata Paul, Jumat (29/1).

Berdasarkan riset Ernst and Young (EY), volume IPO dunia meningkat 19 persen menjadi 1.363. Sementara dari segi pengimpunan dana, nilainya meningkat 29 persen year on year (yoy) dengan total 268 miliar dolar AS atau setara Rp3.765,4 triliun. 

Amerika Serikat (AS) menjadi wilayah yang mengalami pertumbuhan terbesar setiap tahunnya secara volume dan pendapatan IPO. Selama 2020, aktivitas IPO di AS meningkat 30 persen menjadi 282 dengan himpunan dana naik 78 persen menjadi 97,9 miliar dolar AS. 

Kawasan Asia-Pasifik juga mengalami peningkatan yang signifikan dengan kenaikan sebesar 20 persen secara volume menjadi 822 IPO. Dari segi penghimpunan dana juga naik 45 persen menjadi 136,2 miliar dolar AS. 

Sedangkan Eropa, Timur Tengah dan Afrika, menjadi kawasan dengan pertumbuhan IPO yang paling rendah. Di kawasan tersebut, aktivitas IPO hanya naik tujuh persen menjadi 259 dengan nilai himpunan dana yang menurun hingga 43 persen menjadi 33,9 miliar dolar AS. 

Dari sisi sektor, perusahaan teknologi tercatat yang paling banyak melakukan IPO dengan volume mencapai 324 dan himpunan dana mencapai 89,1 miliar dolar AS. Setelah diurutan kedua terdapat sektor industri dengan IPO sebanyak 243 serta total nilainya mencapai 31,4 miliar dolar AS. Sedangkan diposisi ketiga yaitu sektor kesehatan dengan jumlah IPO sebanyak 235 serta nilainya mencapai 50,4 miliar dolar AS. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement