Jumat 01 Jan 2021 01:10 WIB

Bagaimana Nasib Gym di 2021?

Bisnis gym terpukul parah sejak pandemi Covid-19.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Reiny Dwinanda
Sejumlah warga melakukan aktivitas olahraga di salah satu pusat kebugaran di kawasan Tebet, Jakarta, Kamis (27/8). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memperbolehkan pusat kebugaran untuk beroperasi kembali pada masa PSBB transisi dengan syarat, kapasitas 50 persen dan tibak membuka kelas atau pelatihan bersama dengan ruang kelas yang intensitas pertemuannya tinggi.
Foto:

Thomson berharap, rutinitas pembersihan yang ditingkatkan dan langkah-langkah jarak sosial tetap berlaku sampai vaksin Covid-19 tersedia secara luas. Perkiraan American College of Sports Medicine, tahun 2021 menawarkan lebih banyak petunjuk.

Penemuan ini didasarkan pada survei terhadap lebih dari 4.300 ahli kesehatan dan kebugaran. Pelatihan daring adalah tren kebugaran teratas dalam laporan tersebut dan itu tidak mengherankan.

"Ini adalah tahun ketika jutaan orang melakukan streaming kelas kebugaran di rumah daripada menghadiri secara langsung, mendorong pusat kebugaran untuk membuat penawaran online," ucap Thomson.

"Yang benar-benar pintar, yang dapat beralih ke model pengiriman rumah, yang lebih banyak tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang," kata Thompson.

Thomson mengingatkan klub kesehatan untuk tetap menyediakan pilihan daring tersebut untuk menjaga jarak dengan anggota setidaknya untuk saat ini. Gym disarankannya juga terus melakukan streaming kelas olahraga atau menyimpan sesi yang direkam sebelumnya.

Lockdown dan pembatasan wilayah akibat pandemi Covid-19 telah menjadi "waktu terberat" bagi klub kesehatan dalam lebih dari 50 tahun. Sekitar 15 persen gym dan studio olahraga telah ditutup secara permanen.

Kondisi ini menyebabkan pendapatan gym diperkirakan 15 miliar dolar AS atau Rp 208 miliar hilang tahun ini menurut data International Health, Racquet & Sportsclub Association.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement