Senin 08 Apr 2024 11:55 WIB

Menparekraf Akui Masih Berjuang Atasi Tiket Transportasi yang Mahal

Harga tiket pesawat yang mahal bahkan melampaui harga saat pandemi Covid-19.

Petugas memeriksa tiket calon penumpang pesawat di Terminal Domestik Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Selasa (2/1/2024). Pengelola Bandara Bali memprediksi akan melayani sebanyak 69.436 orang penumpang penerbangan rute domestik dan internasional saat puncak arus balik liburan tahun baru pada Selasa (2/1).
Foto: ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Petugas memeriksa tiket calon penumpang pesawat di Terminal Domestik Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Selasa (2/1/2024). Pengelola Bandara Bali memprediksi akan melayani sebanyak 69.436 orang penumpang penerbangan rute domestik dan internasional saat puncak arus balik liburan tahun baru pada Selasa (2/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengakui, persoalan tiket transportasi yang mahal masih menjadi pekerjaan rumah yang belum tuntas.

"Saya di sini terus terang, di sini masih berjuang adalah soal tiket. Tadi tiket bus mahal sekali, tiket pesawat, tiket transportasi masih membebani," ujarnya seusai melepas peserta mudik gratis yang digelar di Jakarta, Senin (8/4/2024).

Baca Juga

Hal tersebut menurutnya merupakan tantangan ekonomi pascapandemi COVID-19 yang patut menjadi fokus bagi pemerintahan selanjutnya. 

"Ini tugas pemimpin ke depan bagaimana membuat keterjangkauan harga-harga terutama saat biaya hidup sangat membebani bisa teratasi," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Menparekraf juga menyebut sebanyak 45 juta orang menggantungkan hidupnya pada sektor parekraf. Lewat pemerintahan terpilih, dia juga berharap dapat menjadikan parekraf sebagai sektor unggulan sebagai penggerak ekonomi serta membuka lapangan kerja.

Sandiaga mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan, Kementerian BUMN serta maskapai penerbangan soal tingginya harga tiket pesawat domestik (22/1/2024).

“Ini (mahalnya tiket pesawat) sudah kami koordinasikan dengan Kemenhub, Kementerian BUMN maupun maskapai penerbangan segala kemungkinan untuk menurunkan harga tiket pesawat domestik,” ujarnya.

Ia mengakui  soal mahalnya tiket pesawat domestik yang bahkan melampaui harga sebelum pandemi ini, telah dikeluhkan selama lebih dari sembilan bulan serta hal ini berdampak buruk bagi sektor parekraf.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement