Jumat 06 Nov 2020 08:01 WIB

Mentan SYL Genjot Produksi Kedelai dengan Pola Kemitraan

Penyediaan kedelai yang mencukupi penting sebagai bahan pangan bergisi masyarakat.

Rep: Hiru Muhammad/ Red: Mohamad Amin Madani
 Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) melaksanakan panen komoditas kedelai di Desa Bumiayu, Kecamatan Wonomulyo Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Rabu (4/11/2020).
Foto: dok. Kementan
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) melaksanakan panen komoditas kedelai di Desa Bumiayu, Kecamatan Wonomulyo Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Rabu (4/11/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, POLMAN -- Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) bersama Gurbenur Sulawesi Barat, Ali Baal Masdar dan didampingi Bupati Polewali Mandar, Andi Ibrahim Masdar, melaksanakan panen komoditas kedelai di Desa Bumiayu, Kecamatan Wonomulyo Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Rabu (4/11).

 

Panen kedelai di lokasi tersebut merupakan upaya Kementerian Pertanian (Kementan) dengan dukungan pemerintah daerah untuk menyokong ketahanan pangan nasional dari daerah Sulbar.

Mentan Syahrul menyatakan, penyediaan kedelai dalam jumlah mencukupi sangat penting sebagai bahan pangan bergizi bagi masyarakat, dan terkait hal tersebut membutuhkan dukungan dari berbagai stakeholder ditengah kondisi pandemi seperti sekarang ini.

"Untuk 273 juta penduduk Indonesia, kita harus produksi sebanyak banyaknya, dan kebutuhan kedelai itu 2 sampai 3 juta ton. Orang di pulau Jawa tidak bisa makan tanpa tahu dan tempe. Sekarang kita banyak dipenuhi oleh impor, sementara di luar sana juga takut kehilangan sumber-dayanya. Jadi kita  tanam kedelai sekarang biar kita tahun depan kecukupan kedelai." kata Mentan saat memberikan sambutan.

Kebutuhan kedelai sendiri untuk satu tahun sebanyak 90 persen untuk tempe tahu, 5 persen untuk kecap, yoghurt dan produk makanan lain. Kendala saat ini benih kedelai bersertifikat terbatas dan sebagian besar terkonsentrasi di Jawa dengan masa kadaluarsa benih pendek sekitar 4 bulan, dan ini butuh dukungan dari daerah yang memiliki potensi untuk dilakukan pengembangan produksi kedelai.

Guna memenuhi kebutuhan dalam negeri, saat ini Kementan  melakukan pemberian bantuan sarana produksi, alat pra panen dan pasca panen, serta mendorong para petani untuk menggunakan fasilitas kredit usaha rakyat (KUR) dan pengembangan pertanian berbasis korporasi dan klaster.

Bentuk komitmen Kementan tahun ini dikembangkan bantuan budidaya kedelai seluas 500 hektar di Polewali Mandar, dan Mentan Syahrul pada kesempatan tersebut memerintahkan jajaran dibawahnya agar mendampingi produksi pertanaman di Polman dengan menjaga kualitas bibit tanaman yang terbaik. 

Data panen Kedelai Provinsi Sulawesi Barat tahun 2019 lalu tedapat luas tanam sebesar 16.158 Ha dengan produksi  28.800 ton biji kering, dengan produktivitas sekitar 1,7 Ton/Ha.  Untuk itu Mentan menyampaikan perlu adanya pengembangan varietas benih yang provitasnya lebih tinggi lagi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement