REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peringatan Hari Listrik Nasional (HLN) yang jatuh pada 27 Oktober menandakan 75 tahun perjuangan PLN melistriki negeri. Dari waktu ke waktu, PLN terus berupaya menghadirkan listrik hingga ke seluruh negeri, dari perkotaan, pedesaan, bahkan hingga daerah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal).
"Kini akses listrik semakin merata. Semakin banyak masyarakat dan wilayah yang dapat terlistriki. Perkembangan rasio elektrifikasi (RE) nasional dalam lima tahun terakhir tumbuh 11 persen. Hingga September 2020, tercatat telah mencapai 99,15 persen, sementara pada 2015 baru mencapai 88,3 persen," ujar Direktur Utama PLN, Zulkifli Zaini, dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Kamis (29/10).
Zulkifli menjelaskan, RE merupakan jumlah perbandingan rumah tangga berlistrik, baik listrik PLN maupun non-PLN dengan total rumah tangga yang ada di suatu wilayah atau negara. "Selama 75 tahun, insan PLN terus bekerja keras, menghadapi berbagai tantangan untuk mewujudkan energi berkeadilan, menghadirkan terang untuk seluruh masyarakat Indonesia," ucapnya.
Menurut Zulkifli, pertumbuhan RE dari tahun ke tahun juga sejalan dengan peningkatan jumlah desa yang terlistriki PLN. Dalam lima tahun terakhir, sebanyak 12 ribu desa berhasil dilistriki. Pada 2015, jumlah desa berlistrik baru sebesar 70.391, meningkat menjadi 83.028 desa berlistrik pada September 2020.
Pembangunan infrastruktur listrik ke desa-desa terpencil terus dilakukan sebagai upaya meningkatkan RE. Sebagai contoh, pada peringatan Hari Listrik Nasional ke-75 ini PLN berhasil menghadirkan listrik di 11 desa terpencil di Provinsi Riau.
Sebanyak enam desa berlistrik di Kabupaten Kampar yang diresmikan adalah Desa Sungai Santi, Desa Kota Lama, Desa Kebun Tinggi, Desa Lubuk Bigau, Desa Tanjung Permai, dan Desa Pangkalan Kapas. Sedangkan lima desa lainnya berada Kabupaten Indragiri Hilir, yaitu Desa Sepakat Jaya, Desa Kuala Sungai Batang, Desa Bakau Aceh, Desa Bantayan, dan Desa Batang Tumu.
"Demi mewujudkan 11 desa berlistrik tersebut, PLN menggelontorkan dana sebesar Rp 29,9 miliar untuk membangun Jaringan Tegangan Menengah (JTM) sepanjang 59,35 kilometer sirkuit (kms), Jaringan Tegangan Rendah (JTR) 39,61 kms dan gardu distribusi sebanyak 19 buah dengan total daya 1.150 kiloVolt Ampere (kVA). Hadirnya listrik di 11 desa tersebut kini membuat hampir 1.000 kepala keluarga dapat menikmati listrik," jelas Zulkifli.
Selain itu, lanjut Zulkifli, upaya membangun jaringan listrik ke daerah 3T juga dilakukan di Sulawesi Tengah. Menjelang HLN ke-75 lalu, PLN juga berhasil melistriki empat desa, yaitu di Desa Winangabino, Desa Lijo, Desa Sea, dan Desa Parangisi yang berada di Kabupaten Morowali Utara.
"Untuk melistriki empat lokasi terpencil ini, PLN mengeluarkan dana investasi sebesar Rp 12,8 miliar guna membangun JTM sepanjang 32,5 kms, JTR sepanjang 6,5 kms dan gardu distribusi sebanyak enam buah dengan total 300 kVA. Serta memiliki potensi pelanggan sebanyak 515 kepala keluarga dengan lebih dari 1.800 penduduk," kata Zulkifli.
Zulkifli menambahkan, selain membangun infrastruktur kelistrikan, PLN juga bekerja sama dengan banyak pihak untuk melakukan penyambungan listrik gratis bagi masyarakat tidak mampu. Sebagai contoh, di Provinsi Kalimantan Utara, PLN bersama pemerintah daerah dan beberapa perusahaan tambang melakukan penandatanganan penyambungan listrik untuk 50 ribu warga Kalimantan Timur yang belum menikmati listrik.
"Kami menyadari listrik merupakan kebutuhan utama masyarakat. Hadirnya listrik akan meningkatkan produktivitas dan menggerakkan roda ekonomi, sehingga akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat. Kini, PLN juga akan mendorong pemanfaatan potensi lokal yang ramah lingkungan dan berbiaya murah, seperti memanfaatkan air dan cahaya matahari untuk menghadirkan listrik," pungkas Zulkifli.