Selasa 09 Dec 2025 14:33 WIB

Pemulihan Listrik Aceh Terkendala Kerusakan Parah, Pemerintah Kerahkan Seluruh Kekuatan Negara

PLN menghadapi kerusakan transmisi besar hingga lokasi yang masih terisolasi.

Rep: Frederikus Dominggus Bata/ Red: Friska Yolandha
Warga merunduk melewati tiang listrik yang roboh akibat banjir bandang di Kuala Simpang, Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh, Sabtu (6/12/2025). Berdasarkan data BPBD setempat hingga Sabtu (6/12), banjir bandang mengakibatkan 57 warga Aceh Tamiang meninggal dunia dan 23 warga hilang, sementara berdasarkan data BNPB bencana banjir dan tanah longsor di Sumatra mengakibatkan 916 orang meninggal dunia dan 274 orang hilang.
Foto: ANTARA FOTO/Erlangga Bregas Prakoso
Warga merunduk melewati tiang listrik yang roboh akibat banjir bandang di Kuala Simpang, Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh, Sabtu (6/12/2025). Berdasarkan data BPBD setempat hingga Sabtu (6/12), banjir bandang mengakibatkan 57 warga Aceh Tamiang meninggal dunia dan 23 warga hilang, sementara berdasarkan data BNPB bencana banjir dan tanah longsor di Sumatra mengakibatkan 916 orang meninggal dunia dan 274 orang hilang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan pemerintah menghadapi banyak kendala dan tantangan dalam proses pemulihan kelistrikan di Aceh pascabencana banjir bandang dan longsor. Menurut dia, kondisi lapangan jauh lebih berat dibanding estimasi awal saat penanganan dimulai.

Bahlil menjelaskan pemulihan membutuhkan langkah terukur karena dampak kerusakan infrastruktur kelistrikan sangat luas. Ia menuturkan keberadaan tim PLN di Aceh menjadi bagian dari upaya percepatan pekerjaan pada titik-titik terdampak.

Baca Juga

“Sudah barang tentu di daerah, dalam kondisi musibah seperti ini, banyak kendala, banyak tantangan. Menurut kami ini adalah sesuatu hal yang harus kita hadapi bersama-sama. Karena itu, di Aceh sudah ada Pak Dirut PLN dan semua direksi yang akan melaporkan langsung terkait perkembangan elektrifikasi yang ada di Aceh,” kata Menteri ESDM dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (9/12/2025).

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo melaporkan kondisi kerusakan jaringan sangat parah dan beberapa lokasi masih terisolasi. Ia merinci enam tower transmisi Bireuen–Arun roboh setelah sungai melebar dari sekitar 80 meter menjadi 300 sampai 400 meter, mengakibatkan kabel hilang terbawa arus dan memutus suplai ke Banda Aceh yang kemudian mengalami pemadaman bergilir.

PLN juga menghadapi hambatan berat dalam perbaikan akses menuju lokasi tower. Jarak antara pool logistik Bireuen dan titik kerusakan sekitar dua kilometer, namun tim tidak dapat menembus jalur darat. Material perbaikan seberat 35 ton akhirnya diangkut menggunakan helikopter secara bertahap, disusul tambahan 16 ton kabel dan peralatan yang diterbangkan dengan Hercules dari Jakarta.

Upaya restorasi transmisi berlangsung bersamaan di sejumlah ruas. Jaringan Bireuen–Takengon berhasil dipulihkan, termasuk aliran ke Aceh Tengah, Bener Meriah, Aceh Tamiang, dan Gayo Lues yang sebelumnya gelap gulita. Pemulihan di empat kabupaten itu menjadi prioritas awal, meski banyak desa masih terputus dan membutuhkan waktu untuk menormalkan jaringan tegangan rendah.

“Kami mengakui kerusakan jaringan kami sangat parah. Kami mengakui beberapa lokasi masih terisolasi,” ujar Darmawan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement