REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Perusahaan induk Malaysia Airlines masih melakukan negosiasi mengenai rencana restrukturisasi dengan lessor (pemberi sewa pesawat) dan kreditor. Pembicaraan dengan tujuan mempertahankan maskapai tetap hidup ini berlangsung lebih lama dari yang direncanakan, menurut memo staf yang dilihat Reuters pada Jumat (16/10).
CEO Malaysia Airlines dan CEO dari induk Malaysia Aviation Group (MAG), Izham Ismail, menyebutkan, respons yang didapatkan maskapai cenderung positif meski diskusi berjalan lama.
"Negosiasi berlangsung dan memakan waktu lebih lama dari jadwal yang direncanakan, tapi kami mendapatkan respon menggembirakan dari lessor dan kreditor sejauh ini," ujarnya, dalam sebuah memo kepada staf, seperti dilansir di Reuters, Sabtu (17/10).
Pada Sabtu, MAG mengatakan kepada Reuters melalui email, pihaknya sedang melanjutkan diskusi dengan kreditor tentang upaya restrukturisasi yang kini sedang di-exercise.
MAG, yang dimiliki oleh dana negara Khazanah, mengatakan, memo Izham kepada staf adalah upaya untuk mengatasi kekhawatiran di antara karyawan.
Maskapai nasional Malaysia ini diketahui sedang berusaha untuk melakukan restrukturisasi setelah pandemi Covid-19 memaksanya memangkas biaya operasional. Sebelumnya, Malaysia Airlines telah melakukan restrukturisasi setelah dua kecelakaan mematikan pada 2014. Tapi, tidak seperti saat itu, pemerintah tidak bersedia memberikan bail out (jaminan) kali ini.
Pada pekan lalu, Reuters melaporkan, sekelompok lessor telah menolak rencana restrukturisasi yang melibatkan diskon besar-besaran. Ini membawa Malaysia Airlines lebih dekat ke pertarungan masa depannya.
Dalam memo kepada staf, Izham meyakinkan, exercise restrukturisasi MAG masih dalam proses. "Apakah kamu melihat saya menyerah? Bersama tim pimpinan senior, kami di sini masih berjuang demi kelangsungan hidup perusahaan," kata Izham.
Reuters melaporkan, pekan lalu, MAG telah memperingatkan lessor bahwa pemegang saham tunggal akan menghentikan pendanaan ke maskapai jika pembicaraan restrukturisasi tidak berhasil dana akan fokus pada anak perusahaan Firefly Airlines.
Pada Kamis (15/10), MAG mengatakan, anak perusahaan Firefly Airlines akan mulai terbang pada awal 2021 sebagai bagian dari strategi bisnis seluruh grup yang disesuaikan.