Ahad 11 Oct 2020 11:30 WIB

Inka Segera Tandatangani Proyek di Kongo

Penandatanganan akan dilakukan di Madiun pada pekan depan.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nidia Zuraya
PT Industri Kereta Api (Inka).
Foto: Wikipedia
PT Industri Kereta Api (Inka).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – PT Industri Kereta Api (Persero) atau Inka segera menggarap proyek di Republik Demokratik Kongo, Afrika. Proyek tersebut merupakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 200 mega watt yang berlokasi di Kinshasa, Kongo.

“Yang sudah pasti ini proyek di Republik Demokratik Kongo. Tim dari Kongo dan patnernya Amerika Serikat sudah di Jakarta,” kata Direktur Utama Inka Budi Noviantoro kepada Republika.co.id, Ahad (11/10).

Baca Juga

Budi mengatakan untuk kepastian proyek tersebut, Inka akan melakukan penandatangan kontrak dengan Republik Demokratik Kongo. Budi mengatakan penandatanganan akan dilakukan di Madiun pada pekan depan.

“Rencananya akan ada tanda tangan kontrak pada Selasa (13/10),” tutur Budi.

Dia menambahkan, penandatangan proyek tersebut tidak akan dilakukan oleh Inka dan pemerintah dari Kongo saja. Dia menegaskan, penandatanganan juga akan dilakukan bersama PT Len Industri (Persero), PT Barata Indonesia (Persero), PT Merpati Nusantara Airlines (Persero), dan PT Dirgantara Indonesia (Persero).

“Kita bisa masuk ke Republik Demokratik Kongo dengan paket proyek macam-macam dan nilainya besar,” ujar Budi.

Sebelumnya, Budi menuturkan proses untuk mendapatkan proyek tersebut sudah dilakukan sejak 15 September 2020. Dengan protokol kesehatan Covid-19 yang ketat, kata dia, Inka menuju Republik Demokratik Kongo untuk melakukan ground breaking PLTS tersebut.

“Jadi kepercayaan ini luar biasa, baik pemerintah dan delegasi Kongo. Pada 30 Oktober nanti akan datang juga delegasi kedua dari Kongo, levelnya menter akan datang bersama-sama dengan PT Len, Inka, Barata Indonesia, Perkapalan Surabaya, PAL, dan juga Merpati,” kata Budi dalam sebuah diskusi virtual, Sabtu (10/10).

Untuk itu, Budi memastikan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN( akan bersama-sama go global ke Afrika, Budi mengatakan banyak potensi dan peluang di Afrika yang membutuhkan pembangunan jalan tol, fiber optic, telekomunikasi, hingga smart city.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement