REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persepsi masyarakat terhadap kepemilikan asuransi kesehatan dan jiwa masih dianggap penting di masa pandemi. Alokasi pembayaran asuransi menjadi salah satu pos keuangan yang menjadi prioritas masyarakat.
Menurut hasil survei yang dilakukan oleh MarkPlus Inc pada 115 responden di seluruh Indonesia, 66 persen sudah memiliki produk asuransi dan 34 persen belum memiliki karena faktor keuangan. Merasa belum adanya kebutuhan dan minimnya pengetahuan mengenai produk asuransi juga menjadi faktor rendahnya kepemilikan produk asuransi.
Sebanyak 36 persen responden menilai kepemilikan produk asuransi sangat penting, 28 persen cukup penting dan 22 persen penting. Jika dibandingkan dengan hasil survei di periode sebelumnya, terjadi penurunan persentase penilaian oleh masyarakat.
“Hasil survei MarkPlus di kuartal dua menunjukan 52 persen responden menganggap produk asuransi sangat penting. Pada periode ini persepsi masyarakat yang menilai sangat penting turun menjadi 36 persen,” ujar Business Analis MarkPlus Institute Andre Steawan dalam MarkPlus Industry Roundtable, Selasa (8/9).
Hal ini terjadi karena masyarakat mulai terbiasa dengan adanya virus Covid-19 di Indonesia. Isu mengenai pengembangan vaksin juga memengaruhi persepsi masyarakat bahwa persoalan kesehatan di Indonesia terutama akibat Covid-19 akan lebih teratasi.
Meski begitu, secara keseluruhan responden masih melihat produk asuransi sebagai hal yang penting terutama bagi usia di atas 44 tahun.
Masyarakat pada generasi tersebut percaya bahwa mereka lebih rentan terhadap virus Covid-19 sehingga proteksi kesehatan diri menjadi sangat penting.
“Terjadi peningkatan 12 persen pada responden usia di atas 44 tahun yang memiliki persepsi sangat penting terhadap kepemilikan asuransi dari 15 persen menjadi 27 persen,” tambah Andre.
Aktivitas masyarakat yang sudah mulai kembali dilakukan dengan protokol new normal membuat kegiatan tatap muka dengan agen paling diminati yaitu sebesar 52 persen, diikuti oleh komunikasi dengan agen melalui aplikasi messaging sebesar 32 persen, dan aplikasi atau website perusahaan sebesar 26 persen. Preferensi pembelian produk asuransi melalui e-commerce juga mulai diminati oleh masyarakat sebesar 23 persen.
“Perusahaan asuransi bisa berkaca pada aspek kekhawatiran masyarakat untuk memberikan solusi dengan berinovasi sesuai masing-masing segmen. Meskipun tatap muka paling diminati harus tetap diimbangi dengan peningkatan teknologi,” tutup Andre.