REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Rektor IPB University, Prof Dr Arif Satria mengaku bisnis paling menjanjikan di masa depan adalah bisnis di bidang pertanian.
"Yang abadi di dunia ini satu adalah perubahan dan kedua adalah pangan. Karena semua orang di dunia ini pasti akan makan sampai akhir zaman nanti," jelasnya ketika menemani Pendiri OK OCE Sandiaga Uno melawat ke Agribusiness Technology Park IPB University, Bogor, Kamis (27/8).
Dengan adanya teknologi smart farming, lanjut Prof Arif Satria, mestinya para milenial akan bangga bahwa pertanian itu bisa dikelola secara industrial dan kemudian bergengsi. "Tentu dari sisi ekonomi dan bisnis sangat menjanjikan dan sangat menguntungkan," tambah Prof Arif dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
Ia mencontohkan, teknologi pertanian modern yang dikelola di ATP IPB University. Penggunaan teknologi di ATP IPB University mampu mendongkrak pendapatan pertanian mencapai Rp 390 juta per tiga minggu.
"Dan kita buktikan, bahwa makanan, pangan dan pertanian ini adalah sektor yang paling potensial untuk menang dalam era pandemi Covid-19," tambahnya.
Di samping memanfaatkan teknologi smart farming, ATP IPB University juga mengakomodasi petani di sekitar kampus untuk secara bersama-sama membangun pertanian. ATP IPB University juga mengakomodasi akses pasar bagi petani sehingga diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani mitra.
"Tidak hanya aspek teknologi semata, tetapi juga membuka pasar, karena yang paling penting adalah akses pasar. Kalau ini bisa dibuka di seluruh kampus di Indonesia, menurut saya ini harapan besar untuk kemajuan pertanian Indonesia di masa depan," pungkas Prof Arif Satria.
Menanggapi upaya IPB University dalam memajukan pertanian di Indonesia, Sandiaga Uno berkomentar, upaya ini sangat luar biasa karena menggabungkan revolusi industri 4.0 dengan agropreneurship.
"Yaitu satu pendekatan kewirausahaan berbasis agro. Tadi kita lihat nilai tambahnya luar biasa," ungkapnya.
Ia juga menegaskan, ada dua hal sekaligus yang dapat diambil dari inisiasi IPB University ini. Pertama, membangkitkan gerak ekonomi khususnya di akar rumput yang memberdayakan masyarakat dan membuka lapangan kerja.
“Kedua, menggunakan aplikasi teknologi yang bisa meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari nilai tambah produk,” ujarnya.