REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Sosialisasi input data BPP sebagai syarat transformasi BPP KostraTani digelar oleh Badan Penyuluhan dan & Pengembangan SDM Pertanian - Kementerian Pertanian RI (BPPSDMP) di sejumlah provinsi. Di antaranya Lampung, Sumatera Barat dan Kalimantan Selatan oleh Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan) mulai Senin (11/8).
Kegiatan Kementan untuk mengembangkan kemampuan soft skills para Admin teknologi informasi (IT) dari Balai Penyuluhan Pertanian selaku Komando Strategis Pembangunan Pertanian (BPP KostraTani) simultan dengan distribusi bantuan IT standar 4.0 dari Kementan ke sejumlah BPP yang ditunjuk menjadi BPP KostraTani.
Hal itu mengacu instruksi Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo yang berharap 800 BPP KostraTani dapat melaporkan data dan pantauan lapangan real time melalui dashboard pada pusat data pertanian, Agriculture War Room (AWR) di Jakarta, kantor pusat Kementan pada HUT Kemerdekaan RI ke-75 pada 17 Agustus 2020.
Sarana dan prasarana BPP yang harus dilengkapi berupa penyajian data dashboard informasi di BPP memakai kaca dan mengisi 53 form tentang profil BPP. Sementara data yang dibutuhkan petani dari BPP meliputi perkembangan curah hujan, informasi perkembangan organisme pengganggu tanaman (OPT), informasi harga komoditas lima tahun ke belakang dan informasi lahan kering.
Di tempat terpisah, Selasa pagi (11/8), Kepala Badan PPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi meluncurkan Gerakan KostraTani di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Hadir Wakil Bupati Sukabumi Adjo Sardjono, Kepala Pusluhtan, Leli Nuryati dan para penyuluh Sukabumi.
"Pengungkit terbesar produktifitas pertanian adalah SDM. Kontribusinya hingga 50 persen menurut hasil riset. Saya berdiri di sini untuk meluncurkan Gerakan KostraTani. Tujuannya, membangun SDM pertanian terutama petani dan penyuluh di kecamatan sebagai basis dari BPP KostraTani," kata Dedi dalam sambutannya.
Dia menyebut sinergi petani dan penyuluh sebagai the man behind the gun yang menentukan pembangunan pertanian nasional. "Senjata yang hebat dan modern, tidak akan ada artinya jika tanpa penembak atau SDM-nya. Penembak jitu tersebut adalah penyuluh dan petani."
Kabadan Dedi Nursyamsi 'memberi komando' di Sukabumi yang disikapi Kapusluh Leli Nuryati Pusluhtan 'mengirim pasukan' ke Lampung, Sumbar dan Kalsel dipimpin I Wayan Ediana, Kepala Bidang Penyelenggaraan Penyuluhan - Pusluhtan untuk sosialisasi input data. Jawa Barat dan Kalimantan Barat juga ditangani Pusluhtan.
"Mentan Syahrul instruksikan AWR Kementan harus bisa input data laporan terkini dari 800 BPP KostraTani, deadline-nya tanggal 17 Agustus harus sudah online," kata I Wayan Ediana di kantornya, Senin malam (10/8).
Menurutnya, dia memimpin tim Pusluhtan ke Sumbar sementara Lampung dipimpin oleh Kasubbid Informasi dan Materi Penyuluhan, Septalina Pradini dan Kasubbid Kelembagaan Petani, Dwi Hayanti bergerak ke Kalsel.
Ke depan melalui AWR, penyuluh BPP KostraTani diminta melaporkan kegiatan lapangan secara online ke website http://laporanutama.pertanian.go.id. tentang Laporan pertanaman padi, jagung dan kedelai disingkat Pajale.
"Kegiatan input data seminggu sekali, setiap hari Jumat pagi, sebagai akumulasi kegiatan dalam satu minggu, jangan menjumlahkan menjadi data per minggu, karena secara sistem akan menjumlah sendiri," kata I Wayan Ediana saat sosialisasi input data di BPP Palimanan di Kabupaten Cirebon, Sabtu pekan lalu (8/8).