REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kebutuhan energi nasional, khususnya listrik untuk industri dan perumahan setiap tahun terus mengalami peningkatan.
Data Direktorat Ketenagalistrikan Kementerian ESDM menunjukkan, dari kapasitas terpasang listrik nasional sebesar 70,9 giga watt (GW), sampai dengan bulan Mei 2020 tercatat 60,6 persen disuplai oleh PLN. Hal ini menunjukkan penyediaan energi listrik menjadi cukup menarik bagi kalangan bisnis.
Kondisi tersebut memberikan kesempatan kepada sektor swasta untuk menyediakan energi melalui pengembangan pembangkit listrik. Karena itu pemerintah membuka peluang kepada sektor swasta bersama dengan PT PLN (Persero) untuk memenuhi kebutuhan listrik.
Kebutuhan terhadap energi baru terbarukan (renewable energy) atau EBT semakin meningkat seiring dengan manfaat yang dihasilkannya. Terkait EBT data Direktorat Ketenagalistrikan Kementerian ESDM sampai bulan Mei 2020 menunjukkan, Total kapasitas pembangkit EBT telah mencapai 10.426 mega watt (MW) atau 14,70 persen dari total kapasitas terpasang pembangkit nasional. Dari kapasitas terpasang nasional, Listrik dari energi baru dan terbarukan (EBT) sampai dengan saat ini memberikan kontribusi sebesar 2.200 MW, yang sangat jauh dibandingkan dengan kapasitas terpasang nasional sebesar 70,9 GW.
Pemerintah dalam Kebijakan Energi Nasional telah membuat peta jalan pengembangan sumber daya EBT untuk menggantikan pembangkit listrik berbahan bakar fosil. Ditargetkan penggunaan EBT hingga 23 persen pada tahun 2025 dan sekurang-kurangnya 31 persen pada tahun 2050.
Dalam APBN tahun 2020, pemerintah telah menargetkan produksi listrik dari energi baru dan terbarukan mencapai 1.005 GW. Salah satu korporasi yang bergerak di sektor penyediaan energi khususnya tenaga listrik adalah PT Kencana Energi Lestari Tbk (KEEN). Perusahaan yang bergerak dalam penyediaan energi ini, lebih mengkhususkan pada penyediaan EBT.
KEEN juga memiliki pendapatan berulang jangka panjang yang pasti berdasarkan kontrak Power Purchase Agreement (PPA) dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN. Perseroan melalui entitas anak perusahaannya, juga telah berhasil mendapatkan PPA dari PLN yang memiliki jangka waktu hingga 20-30 tahun dihitung sejak tanggal Commercial Operation Date (COD).
Wilson Maknawi Wakil Direktur utama PT Kencana Energy Lestari Tbk (KEEN) menyebutkan, "Perseroan berencana membagikan dividen sebesar 20 persen dari laba bersih, atau equal dengan USD 729.651 , dividen per lembar saham di angka USD 0.000199 per lembar saham," katanya.
Kinerja PT Kencana Energy Lestari (KEEN) di tahun 2020 diproyeksikan akan tumbuh pesat. Hal ini dikarenakan mulai beroperasinya PLTA Air Putih dan Konstruksi Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTMH) Lumbung Madong, Toraja Utara.
Giat Widjaja, Direktur Keuangan PT Kencana Energy Lestari Tbk mengatakan akan ada kenaikan produksi listrik sebesar 102 persen menjadi 210 GWh di tahun 2020 dan revenue diproyeksi akan bertambah 35 persen menjadi 31.9 Juta dolar AS. "Net Profit diproyeksikan bertambah 164 persen menjadi 9.6 juta dolar AS, karena mulai beroperasinya PLTA Air Putih dengan kapasitas 21 MW," ujar Giat melalui keterangan tertulisnya usai public expose perseroan Rabu (29/7) .