Kamis 18 Jun 2020 15:32 WIB

Mendag: Bisnis Sektor Ritel Turun Rp 12 Triliun

Penurunan bisnis sektor ritel dipicunya banyaknya pusat perbelanjaan yang tidak aktif

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Pusat perbelanjaan di kawasan Jakarta Selatan.  (ilustrasi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Pusat perbelanjaan di kawasan Jakarta Selatan. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan, bisnis industri ritel tertekan akibat pandemi Covid-19. Bahkan selama dua bulan terakhir, pendapatan sektor tersebut menurun hingga Rp 12 triliun.

"Pusat perbelanjaan yang tidak aktif di DKI Jakarta ada 70. Lalu pusat perbelanjaan di sekitar Jabodetabek ada 326. Pendapatan revenue-nya tidak sama karena adanya penurunan kapasitas, restoran juga dikurangi," ujar Agus dalam Webinar bertema 'New Normal, Bisnis Ritel Pasca Pandemik Covid-19' pada Kamis, (18/6).

Baca Juga

Pemerintah, kata dia, berupaya menyikapi kondisi tersebut secara baik. Tujuannya agar roda perekonomian tetap berjalan.

Ia menegaskan, sendi-sendi perekonomian harus berjalan. Maka, ritel dan pusat perbelanjaan kembali dibuka dengan mengutamakan protokol kesehatan.

"Beberapa hari lalu saya meninjau pusat perbelanjaan yang dibuka. Antusias masyarakat sangat tinggi, sehingga jangan sampai terjadi PHK (Pemutusan Hubungan Kerja)," tuturnya.

Pemerintah, lanjutnya, juga memberikan stimulus sekaligus memudahkan aktivitas perdagangan supaya kembali bangkit. Sebab selama dua sampai tiga bulan terakhir, perdagangan mengalami penurunan drastis.

Dirinya menambahkan, Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia pada Mei bergerak positif sebesar 28,6. Hal ini menandakan kebangkitan ekonomi Indonesia di tengah Covid-19. "Kita harus rebound," tegas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement