Sabtu 30 May 2020 02:11 WIB

Indonesia Berpeluang Ekspor Pakaian Jadi Saat Pandemi

Industri garmen memberikan kontribusi besar dalam upaya penanggulangan Covid-19.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Seorang pramuniaga memasang masker pada manekin di salah satu gerai pakaian di pusat perbelanjaan, ilustrasi. Indonesia berpeluang mengekspor pakaian jadi di saat pandemi Covid-19.
Foto: Antara/Zabur Karuru
Seorang pramuniaga memasang masker pada manekin di salah satu gerai pakaian di pusat perbelanjaan, ilustrasi. Indonesia berpeluang mengekspor pakaian jadi di saat pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menilai, Industri pakaian jadi perlu didorong agar tetap produktif dan berdaya saing. Sebab, sektor unggulan tersebut masih menjadi salah satu kontributor terbesar bagi pertumbuhan industri manufaktur, dengan nilai ekspor sebesar 8,30 miliar dolar AS pada 2019.

 

Baca Juga

Meski saat ini, industri pakaian jadi mengalami penurunan permintaan akibat pandemi Covid-19. Namun, kementerian menyatakan, peluang ekspornya masih terbuka, mengingat Alat Pelindung Diri (APD) dibutuhkan oleh berbagai negara di dunia.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebutkan, industri garmen memberikan kontribusi besar dalam upaya penanggulangan Covid-19. “Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada perusahaan garmen yang turut memproduksi APD, ini menjadi pasokan perlindungan diri yang dibutuhkan tenaga medis,” ujarnya saat meninjau PT Daehan Global di Brebes, pada Jumat, (29/5).

Perusahaan yang dikunjungi Menperin tersebut saat ini memproduksi APD berupa coverall atau protective suite berkapasitas 12 juta pieces per bulan dan surgical mask sebanyak 6 juta pieces per bulan. Menurutnya, produksi tersebut turut membantu pemerintah dalam suplai kebutuhan perlindungan tenaga medis.

Di samping itu, pasar ekspor khususnya di Amerika Serikat (AS) sudah bisa diakses kembali, walau secara kuantitas, belum pulih sepenuhnya. "Maka industri pakaian bisa dipacu melakukan produksi yang memberikan nilai tambah di dalam negeri," ujar Agus.

PT Daehan Global merupakan salah satu perusahaan garmen yang beroperasi di empat lokasi, yaitu Sukabumi, Citeureup, Cibinong, dan Brebes. Perseroan memiliki total tenaga kerja sekitar 14 ribu orang, dan berkapasitas produksi hingga 63,3 juta pieces.

Sementara, volume ekspor perusahaan mencapai 17,76 juta pieces yang bernilai 128,7 juta dolar AS. Perusahaan garmen tersebut merupakan salah satu bagian dari rantai pasok produk garmen global.

Pabrik Daehan Global Brebes sendiri memproduksi pakaian jadi sebanyak 2,5 juta lusin per tahun. Menperin mengapresiasi upaya industri itu yang tetap berkomitmen berproduksi di tengah Covid-19.

"Dengan tetap beroperasi, sektor industri bisa memberikan kontribusi terhadap ekonomi nasional. Terlebih dalam kondisi yang kurang menguntungkan saat ini,” ujarnya.

Dalam masa pandemi Covid-19, jumlah pegawai pabrik Daehan Global Brebes yang bekerja dibatasi hingga 50 persen. Dari total 6.336 karyawan pabrik dan kantor, menjadi 3.498 orang. Pabrik juga melakukan kegiatan produksi hanya dalam satu shift.

Agus meminta PT Daehan Global agar terus mempertahankan serta meningkatkan penerapan protokol kesehatan di lingkungan kerjanya. “Tujuannya agar kita semua semakin yakin, industri bisa ikut berperan terhadap penanggulangan Covid-19,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement