Ahad 17 May 2020 12:51 WIB

PLN Kini Punya Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan

Penambahan Direksi di PLN ini diharapkan bisa meningkatkan pelayanan PLN

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Gita Amanda
Perusahaan Listrik Negara/PLN (ilustrasi). Untuk pertama kalinya PLN memiliki direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan.
Foto: Antara/Zabur Karuru
Perusahaan Listrik Negara/PLN (ilustrasi). Untuk pertama kalinya PLN memiliki direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN Erick Thohir baru saja melakukan perombakan di jajaran Direksi PT PLN (Persero). Keputusan ini sesuai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PLN tanggal 14 Mei 2020 tentang Pemberhentian, Perubahan Nomenklatur Jabatan, Pengalihan Tugas dan Pengangkatan Anggota-anggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara.

Ada yang menarik dalam perombakan kali ini. Pertama kali dalam sejarah, Menteri BUMN menambahkan nomenklatur Direksi baru, yaitu Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan yang dijabat oleh Bob Saril.

"Penambahan Direksi di PLN ini diharapkan bisa meningkatkan pelayanan PLN kepada pelanggannya. Terlebih, saat ini jumah pelanggan PLN mencapai lebih dari 75 juta pelanggan di seluruh Indonesia," ujar Erick di Jakarta, Ahad (17/5).

Erick menyampaikan perusahaan sebesar dan sekompleks PLN harus memiliki direktur Niaga yang akan memikirkan kebijakan korporasi dan analisa komprehensif terkait pengembangan kegiatan usaha dan perdagangan selain juga melakukan pengawasan atas kegiatan penjualan dan pemasaran, serta memelihara dan mengembangkan hubungan baik dengan pelanggan.

Apa yang dilakukan Erick Thohir ini dianggap brilian oleh Guru Besar Universitas Indonesia (UI) Rhenald Kasali. Menurutnya, penambahan direksi baru ini menjadi sinyal bagi manajemen PLN untuk mengubah citra perusahaan listrik milik negara tersebut.

Baginya, meski BUMN, selama ini PLN lebih berperan sebagai public utilities, layaknya layanan pemerintahan pada umumnya. Padahal, di era modern seperti sekarang ini, tuntutan para pelanggan lebih konpleks.

"Sekarang ini yang dituntut masyarakat itu utamanya soal service bukan hanya sebagai public utilities. Kalau service, masyarakat sekarang sudah lebih maju tidak sesederhana dulu. Seperti buka telepon rumah, kalau mau bayar Rp 2 juta, kalau tidak mau ya sudah. Tidak bisa lagi seperti itu," ucap dia.

Kata Rhenald, PLN saat ini dihadapkan dengan berbagai kompetisi dalam sumber tenaga listrik. Untuk itu perbaikan layanan dan inovasi dalam pemanfaatan listrik ini menjadi satu kunci untuk memenangkan persaingan tersebut.

Dia mencontohkan, dalam situasi seperti sekarang ini yang mana banyak pabrik mengentikan produksinya dampak dari pandemi Covid-19, tentunya konsumsi listrik menjadi sangat melimpah. Tentunya ini menjadi pekerjaan rumah bagi PLN untuk bagaimana memanfaatkan kelebihan pasokan seperti sekarang.

"Itu adalah tugas Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan. Saya kira terobosan yang dilakukan Pak Erick Thohir bagus sekali," kata Rhenald Kasali.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement