REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah mencatat, sebanyak 5,96 juta masyarakat mendaftarkan diri untuk mengikuti program Kartu Prakerja gelombang pertama yang dibuka sejak Sabtu (11/4) hingga Kamis (16/4). Tapi, hanya 2,07 juta di antaranya yang memenuhi kriteria untuk menjadi peserta program.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, jumlah tersebut menunjukkan antusiasme masyarakat terhadap program Kartu Prakerja yang ternyata sangat besar. Di sisi lain, banyaknya pendaftar juga menggambarkan tekanan yang nyata dari pandemi virus corona (Covid-19) terhadap kegiatan ekonomi.
"Akibat pandemi ini, terjadi kebutuhan yang meningkat dari mereka yang terkena PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) atau dirumahkan atau UMKM yang mengalami kesulitan beroperasi," tuturnya dalam konferensi pers virtual, Kamis sore.
Airlangga mengatakan, dari hampir enam juta pendaftar, sebanyak 4,42 juta orang di antaranya yang lolos tahap verifikasi email. Ketika diseleksi lagi berdasarkan Nomor Induk Kependudukan (NIK), hanya 3,29 juta orang yang lolos.
Proses seleksi terakhir dilakukan dengan mencocokan data dari kementerian lain sehingga menyisakan 2,07 juta orang yang resmi lolos ke program Kartu Prakerja. Data yang dimaksud adalah dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk memastikan peserta sedang tidak mengikuti pendidikan formal.
Arilangga mencatat, sebagian besar pendaftar berusia 18 hingga 25 tahun dan berasal dari berbagai provinsi, dari Aceh hingga Papua Barat. Tapi, peserta didominasi dari Pulau Jawa. "Yang terbanyak Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DKI Jakarta, Banten dan daerah-daerah yang memang sudah diprediksi," ujarnya.
Program Kartu Prakerja sendiri akan menyasar sekitar 5,6 juta peserta sepanjang 2020. Besaran bantuan pelatihan dan insentif yang diterima oleh masing-masing peserta sebesar Rp 3.550.000. Sebanyak Rp 1 juta di antaranya diberikan untuk bantuan pelatihan yang bisa digunakan peserta di platform digital mitra resmi program Kartu Prakerja.
Selain itu, peserta mendapatkan insentif paska pelatihan sebesar Rp 600 ribu per bulan untuk empat bulan. Terakhir, serta insentif survei kebekerjaan sebesar Rp 50 ribu per survei untuk tiga kali survei yang jika ditotal menjadi Rp 150 ribu per peserta.
Setiap peserta program hanya dapat mengikuti program sebanyak satu kali agar manfaanya bisa merata dan dirasakan lebih banyak warga Indonesia. Selama masa pandemi Covid-19, pelatihan dalam program Kartu Prakerja hanya tersedia online. Setelah kondisi sudah normal, Airlangga mengatakan, pemerintah akan menyiapkan pelatihan tatap muka atau offline.