REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk telah menyiapkan langkah-langkah strategi mengantisipasi rasio kredit bermasalah atau non perfoming loan (NPL) di tengah penyebaran virus corona. Hal ini sejalan dengan komitmen perseroan untuk mendukung sektor UMKM dan mengikuti kebijakan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rully Setiawan mengatakan, perseroan memiliki sejumlah strategi untuk menjaga kesinambungan bisnis pelaku UMKM.
“Kami selalu monitoring berkelanjutan atas kemampuan usaha nasabah UMKM serta intensifikasi pendampingan usaha,” ujarnya ketika dihubungi Republika di Jakarta, Rabu (8/4).
Menurutnya, perseroan juga aktif merekemondasikan kepada para nasabah UMKM sebagai value chain wholesale dan mengenalkan beragama solusi bisnis digital terkini untuk meningkatkan produktivitas usaha.
“Kami juga membantu proses pemasaran dengan penyelenggaraan event-event promo saat kondisi sudah baik,” ucapnya.
Sebelumnya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat empat bank BUMN telah melakukan restrukturisasi kredit dengan total nilai Rp 28,7 triliun. Adapun empat bank BUMN diantaranya BRI, BNI, BTN dan Bank Mandiri.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan saat ini sudah ada sekitar 168.479 debitur yang mengajukan restrukturisasi kredit.
“Kami tegaskan debitur yang memiliki kemampuan membayar cicilan tidak ikut menunda pembayaran cicilan kredit,” ujarnya saat video conference di Jakarta, Selasa (7/4).