Rabu 19 Feb 2020 18:04 WIB

Bisnis Logistik Turun 30 Persen Akibat Virus Corona

Perlu dukungan kebijakan yang berpihak kepada pengusaha dalam negeri.

Rep: Arie Lukihardianti / Red: Hiru Muhammad
Aktivitas perdagangan di Pasar Tradisional Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Selasa (11/2/2020).
Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Aktivitas perdagangan di Pasar Tradisional Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Selasa (11/2/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Jasa pengiriman logistik di Indonesia dihadapkan sejumlah tantangan berat yang dapat mengancam kegiatan bisnis. Selain khawatir perlambatan ekonomi, para pelaku juga dihadapkan dampak wabah virus Corona di Cina.

Menurut Ketua DPW Asperindo Jawa Barat Wayan Wardhana, dampak Virus Corona sudah mulai dirasakan para pelaku jasa pengiriman logistik. Karena, arus ekspor dan impor Cina - Indonesia menjadi lesu karena terjadi pembatasan. “Dampak Virus Corona sudah mulai dirasakan, kami memperkirakan terjadi penurunan sekitar 20 sampai 30 persen,” ujar Wayan usai Muswil ke – X Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos dan Logistik Indonesia (Asperindo) Jawa Barat, di Hotel Intercontinental, Bandung, Rabu (19/2).

Wayan mengatakan, para pelaku saat ini memilih fokus mengoptimalkan jasa pengiriman logistik di pasar domestik agar bisnis bisa tetap bertahan. Karena, dampak virus corona Cina berimbas langsung ke Indonesia termasuk Jabar dengan banyak barang di Indonesia yang berasal dari Cina tersebut. Yakni, mulai dari pakaian, gadget, barang rumah tangga, dan alat perlengkapan lainnya.

Selain barang jadi, kata dia, impor dari Cina juga meliputi barang setengah jadi yang kemudian diolah di Indonesia. “Pengiriman logistik banyak yang barangnya berasal dari Cina, sehingga dampaknya langsung dirasakan Indonesia,” katanya.

Melihat kondisi tersebut, pihaknya berharap dukungan dari pemerintah agar para pelaku bisa tetap bertahan. Salah satunya melalui dukungan kebijakan yang berpihak kepada pengusaha di dalam negeri.

Wayan juga meminta pemerintah menciptakan ekosistem ekonomi bisnis logistik yang lebih sehat dengan cara melarang BUMN atatu perusahaan skala besar bermain di sektor retail. “BUMN janganlah bermain di retail, nantinya akan timbul hukum rimba dan akan saling makan satu sama lain,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement