REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada awal pekan melemah dibayangi sentimen wabah Virus Corona. Pada Senin (10/2) pagi pukul 10.36 WIB, rupiah bergerak melemah 41 poin atau 0,3 persen menjadi Rp 13.716 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya di level Rp 13.675 per dolar AS.
Kepala Riset Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih di Jakarta, Senin (10/2), mengatakan, pasar kembali ditutup kompak negatif mengkawatirkan penyebaran virus corona pada akhir pekan lalu.
"Pasar saham global kompak ditutup turun pada akhir perdagangan minggu lalu, begitupun harga minyak mentah. Investor kembali mengkhawatirkan Virus Corona yang jumlah korban meninggalnya mencapai 901 orang, sudah melebihi korban meninggal pada saat wabah SARS yang mencapai 774 orang," ujar Lana.
Sebelumnya, sentimen sudah positif ketika jumlah yang pulih melebihi yang meninggal. Sementara para ahli memperkirakan penyebaran ini hampir mencapai puncaknya.
Penyebaran virus tersebut juga sudah mencapai Singapura yang dideteksi telah ada korban meninggal.
"Pemerintah Cina berencana menetapkan dana bantuan senilai 10 miliar dolar AS untuk mengatasi penyebaran virus ini, yang kemungkinan bisa menjadi sentimen positif investor," kata Lana.
Pagi ini, mata uang kuat Asia, yen dan dolar Hong Kong menguat terhadap dolar AS, namun rupiah kemungkinan masih berlanjut melemah secara teknikal. Lana memperkirakan rupiah pada hari ini bergerak di kisaran Rp 13.680 per dolar AS hingga Rp 13.700 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Senin (10/2) menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp 13.708 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp 13.647 per dolar AS.