REPUBLIKA.CO.ID, BATANG -- Pembangunan pipa gas transmisi Cirebon-Semarang akhirnya dimulai. Pembangunan ini terlaksana setelah tertunda selama 13 tahun.
Ini ditandai dengan pelaksanaan groundbreaking pembangunan ruas pipa gas transmisi Cirebon- Semarang, di kawasan Rest Area KM 379A , Ruas Tol Semarang- Batang, Jumat (7/2).
Prosesi groundbreaking dilakukan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Ego Syahrial bersama dengan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), M Fanshurullah Asa; Direktur Utama PT Rekayasa industri, Yanuar Budinorman serta Anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Habib Luthfi bin Yahya.
Pipa gas transmisi Cirebon-Semarang ini merupakan infrastruktur strategis yang merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional dan akan menghubungkan pipa sepanjang Jawa (trans jawa) dari Banten hingga Jawa Timur dengan total panjang 1.538 kilometer. “Khusus untuk transmisi Cirebon- Semarang ditargetkan selesai dalam waktu 20 bulan ke depan,” ujar Ego Syahrial.
Pipa Cirebon-Semarang ini akan mendukung terintegrasinya pipa Trans Sumatera dan Trans Jawa yang diperkirakan mencapai panjang 3.574 kilometer. Ruas ini termasuk dengan ruas yang belum dilelang dari KEK Sei Mang ke Dumai dan memanfaatkan pipa dedicated hilir di Muara Bekasi Tegalgede sepanjang 37 ilometer sebagai pipa open access.
Ego juga mengakui, keterlambatan pembangunan Ruas Pipa Gas Transmisi Cirebon- Semarang selama 13 tahun ini disebabkan adanya kendala jaminan pasokan gas bumi yang bisa digunakan sebagai base line untuk pembangunan ruas pipa gas transmisi Cirebon- Semarang.
Faktor lainnya adalah adanya perbedaan asumsi keekonomian yang berubah saat ini dibanding tahun 2006. Maka sejak Sejak September 2017 secara aktif BPH Migas melakukan koordinasi dengan PT Rekayasa Industri, Ditjen Migas, SKK Migas dan pihak terkait untuk mendorong agar pembangunan ruas Cirebon-Semarang dapat segera terlaksana.