Kamis 16 Jan 2020 02:11 WIB

Transaksi Nontunai di Indonesia Capai Rp 128 T pada 2019

Sebanyak 28 persen pengguna menggunakan dua jenis dompet digital untuk transaksi.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolanda
Pembeli melakukan transaksi pembayaran digital dengan mesin EDC berbasis android di Pasar Baru, Bandung, Jawa Barat, Senin (16/12). Studi Next Cashless Society yang dilakukan oleh perusahaan riset pemasaran Ipsos Indonesia menunjukkan jumlah transaksi nontunai mencapai 4,7 juta transaksi dengan nilai Rp 128 triliun pada 2019.
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Pembeli melakukan transaksi pembayaran digital dengan mesin EDC berbasis android di Pasar Baru, Bandung, Jawa Barat, Senin (16/12). Studi Next Cashless Society yang dilakukan oleh perusahaan riset pemasaran Ipsos Indonesia menunjukkan jumlah transaksi nontunai mencapai 4,7 juta transaksi dengan nilai Rp 128 triliun pada 2019.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ini tren pembayaran nontunai atau cashless mengalami peningkatan di Indonesia. Hal ini tercermin dari meningkatnya jumlah transaki non tunai pada 2019.

Studi Next Cashless Society yang dilakukan oleh perusahaan riset pemasaran Ipsos Indonesia menunjukkan jumlah transaksi nontunai mencapai 4,7 juta transaksi. Nilainya mencapai Rp 128 triliun pada 2019.

Baca Juga

Managing Director Ipsos Indonesia Soeprapto Tan mengatakan hasil studi ini menandakan evolusi pembayaran sudah terjadi dengan pesat. "Ini artinya budaya transaksi yang awalnya dari cash menjadi cashless sudah mulai tumbuh di Indonesia," ujarnya dalam keterangan tulis, Rabu (15/1).

Soeprapto menjelaskan para konsumen tidak hanya menggunakan satu jenis dompet digital. Sebanyak 28 persen menggunakan dua jenis cashless, sebanyak 47 persen menggunakan tiga jenis cashless atau lebih dan sebanyak 21 persen yang hanya menggunakan satu jenis cashless.

Chief Marketing Officer Link Aja Edward K Suwignjo menambahkan ada tiga alasan masyarakat Indonesia mulai memilih transaksi nontunai yaitu pertama karena merasa yakin dan aman. "Tanpa membawa sejumlah uang tunai yang banyak cukup dalam satu aplikasi semuanya bisa dilakukan," ucapnya.

Sebanyak 26 responden merasa yakin, aman dan nyaman dalam menggunakan pembayaran nontunai. Sedangkan sebanyak 19 persen responden menggunakan pembayaran nontunai karena efisiensi dan dapat mengontrol pengeluaran mereka.

"Kedua, mereka merasa fun menggunakannya dan mereka menikmati transaksi ini. Untuk segmen encourage sebanyak 25 persen responden yang menggunakan cashless karena alasan ini," jelasnya.

Edward menyebut ada masyarakat yang memanfaatkan transaksi nontunai untuk membangun hubungan dengan orang. Biasanya kaum milenial yang melakukan ini ketika sedang mengobrol dan berkumpul dengan teman-temannya.

Ketiga berdasarkan penelitian para pengguna cashless ada sebanyak 11 persen memilih non tunai untuk mendapatkan berbagai keuntungan. Diharapkan adanya sinergitas antara pemerintah, pelaku ekonomi dan para pengguna bisa memberikan manfaat positif dan juga meningkatkan ekonomi Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement