Rabu 08 Jan 2020 10:19 WIB

Minim Sentimen Positif, IHSG Rentan Terkoreksi

Pada perdagangan hari ini IHSG memiliki peluang untuk bergerak melemah terbatas.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Karyawan beraktivitas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). ilustrasi
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Karyawan beraktivitas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona merah pada perdagangan Rabu (8/1). Indeks saham melemah ke level 6.248,44 dari penutupan perdagangan sebelumnya di level 6.279,34.

Pada perdagangan hari ini, Kepala Riset Valbury Sekuritas, Alfiansyah mengatakan IHSG memiliki peluang untuk bergerak melemah terbatas. Menurutnya, hal tersebut lantaran katalis positif dari dalam negeri terbatas.

Baca Juga

"Akibat sentimen negatif tersebut diperkirakan IHSG pada hari ini rentan terkoreksi," kata Alfiansyah, Rabu (8/1).

Katalis negatif tersebut diantaranya berasal dari defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Pada 2019, defisit APBN tembus Rp 353 triliun. Defisit tersebut naik menjadi 2,2 persen dari gross domestic product (GDP) atau melebar dari target 1,8 persen dari GDP.

Namun, pemerintah tetap mengklaim masih mampu membuat ekonomi kondusif, karena mampu menjaga pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen. Pendapatan negara tersebut tertekan akibat pelemahan global, sehingga hanya naik 0,7 persen dan penerimaan perpajakan naik 1,7 persen.

Di tahun 2019 lalu pemerintah mengumpulkan pendapatan negara Rp 1.957,2 triliun atau 90,4 persen dari target awal. Sementara itu, belanja negara sebesar Rp 2.310,2 triliun atau 93,9 persen dari yang dianggarkan Rp2.461,1 triliun dan naik 4,4 persen dari tahun lalu.

Tahun 2019, pertumbuhan belanja lebih rendah yakni 4,4 persen dari 10,3 persen tahun lalu. Realisasi juga lebih rendah yaitu 93,9 persen dari tahun lalu hampir mencapai 100 persen. Sisi lainnya, penerimaan pajak untuk tahun fiskal 2019 masih jauh dari target.

Berdasarkan data APBN realisasi sementara penerimaan pajak 2019 sebesar Rp 1.332,1 triliun dari target Rp 1.577,6 jadi masih ada kekurangan sebesar Rp 245 triliun. Rendahnya penerimaan pajak dikarenakan penerimaan pajak migas dan non migas sedang dalam kondisi tertekan.

Selain itu, PPN & PPnBM juga turun realisasinya dari target Rp 665 triliun baru terealisasi Rp 532 triliun, PPh migas mengalami tekanan dimana hingga saat ini baru terealisasi Rp 59,1 triliun dari target Rp 66,2 triliun. Menurut pemerintah situasi ekonomi yang tidak kondusif memberi pengaruh negatif ke penerimaan pajak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement