Sabtu 28 Dec 2019 18:32 WIB

BKPM Optimistis Realisasi Investasi Tahun Ini Lampaui Target

Bahlil memprediksi realiasi investasi pada kuartal IV mencapai Rp 809,6 triliun.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Teguh Firmansyah
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia yakin target investasi akan tercapai. (foto ilustrasi).
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia yakin target investasi akan tercapai. (foto ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyatakan, realisasi investasi 2019 akan melampaui target yang ditetapkan. Pemerintah menetapkan target sebesar Rp 792 triliun.

Ia memprediksi realisasi investasi pada kuartal IV tahun ini bisa mencapai Rp 809,6 triliun atau lebih 102,1 persen dari target.

Baca Juga

"Baik FDI (Foreign Direct Investment) maupun  investasi dalam negeri," ujar Bahlil kepada wartawan di Jakarta pada Jumat (27/12) malam.

Ia menyebutkan, pada kuartal III 2019, realisasi investasi sudah menembus Rp 601 triliun. Hal itu berarti sudah mencapai 75,9 persen dari target.

Bahlil menjelaskan, insentif fiskal menjadi salah satu variabel yang membuat investor yakin menanamkan modalnya di Tanah Air.

"Variabel lain, investor yakin betul negara kita punya kepastian hukum dan politik yang stabil. Bayangkan saat kondisi politik pemilihan Presiden yang seperti itu saja, investor masih mau masuk," tutur dia.

Bahlil menambahkan realisasi itu didukung pula oleh pembenahan dalam tubuh BKPM. Dengan begitu semakin aktif melayani investor.

Pada 2020, BKPM menargetkan realisasi investasi masuk sebesar Rp 886 triliun. Dengan target sebaran investasinya sebesar 45,6 persen di luar Pulau Jawa.

Kemudian Rp 246,3 triliun di antaranya, ditargetkan realisasi penanaman modal dari sektor sekunder, meliputi sektor manufaktur atau hilirisasi.

Demi mencapai target, Bahlil menuturkan, BKPM memilili enam Key Performance Indicator (KPI). Pertama perbaikan kemudahan berusaha, kedua eksekusi realisasi investasi besar, ketiga mendorong kemitraan investor besar dengan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), dan keempat penyebaran investasi berkualitas. Berikutnya promosi investasi fokus pada sektor dan negara, terakhir mendorong peningkatan investasi dalam negeri khususnya UMKM.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement