REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo menargetkan realisasi investasi di Indonesia hingga akhir 2024 menyentuh angka Rp 1.650 triliun. Sebuah tugas yang penuh tantangan untuk Kementerian Investasi beserta sejumlah stakeholder lainnya.
Sebelumnya pada 2023, realisasi investasi menyentuh angka Rp 1.418 trilun. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyinggung target Presiden tersebut. Ini dalam rangka menjaga pertumbuhan ekonomi di atas lima persen.
"Karena investasi sebuah instrumen untuk mencipatakan kawasan ekonomi baru," kata Bahlil dalam konferensi pers di kantornya, Senin (29/7/2024).
Tak terasa tahun ini sudah enam bulan terlalu. Artinya tersisa setengahnya. Realisasi investasi di Indonesia pada semester I 2024 mencapai Rp 829,9 triliun.
Angka demikian menunjukkan peningkatan sebesar 22,3 persen secara tahunan (year on year/yoy). Jika mengacu pada target Rp 1.650 triliun itu, maka realisasinya masih 50,3 persen. "Jadi kalau siapa yang jadi penerus saya ke depan, dia tinggal mencari 49,7 persen," ujar Bahlil.
Dari realisasi investasi demikian, menyerap tenaga kerja 1.225.042 orang. Terkait investornya, yang berasal dari luar negeri (Penanaman Modal Asing/PMA), sekitar 50,8 persen atau Rp 421,7 triliun. Angka demikian menunjukkan kenaikan 16,1 persen yoy.
Lalu yang berasal dari dalam negeri (Penanaman Modal Dalam Negeri/PMDN) sekitar 49,2 persen atau Rp 408,2 triliun. Angka demikian menunjukkan peningkatan 29,4 persen YoY. Berikutnya, pembagian tempat investor berkreasi berdasarkan dua wilayah, yakni Jawa dan Luar Jawa.
Di Jawa, selama Semester I 2024 ini, realisasi investasi sekitar 49,8 persen atau Rp 413,7 triliun. Angka demikian menunjukkan peningkatan 27,8 persen yoy. Artinya dibandingkan dengan Semester I 2023.
Lalu di Luar Jawa, realisasi investasi pada Semester II 2024 menyentuh angka 50,2 persen atau sekitar Rp 416,2 triliun. Terjadi peningkatan sekitar 17,3 persen secara tahunan (yoy).