Ahad 08 Dec 2019 10:35 WIB

Ekonomi Membaik,Bank Sinarmas Target Kredit Tumbuh 10 Persen

Bank Indonesia memperkirakan kredit perbankan tumbuh 10-12 persen pada tahun depan.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Nasabah beraktivitas di Bank Sinarmas cabang MH Thamrin, Jakarta Pusat (foto ilustrasi). Bank Sinarmas menargetkan pertumbuhan kredit tahun depan sebesar 10 persen.
Foto: antara
Nasabah beraktivitas di Bank Sinarmas cabang MH Thamrin, Jakarta Pusat (foto ilustrasi). Bank Sinarmas menargetkan pertumbuhan kredit tahun depan sebesar 10 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Sinarmas Tbk menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 10 persen pada tahun depan. Hal ini sejalan dengan prospek ekonomi yang membaik pada tahun depan.

Direktur Utama Bank Sinarmas Frenky Tirtowijoyo mengatakan sejumlah tekanan ekonomi global juga akan mereda pada tahun depan. "Kita sendiri estimasi kredit tumbuh 10 persen, acuan Bank Indonesia juga 10 persen-12 persen,” ujarnya kepada Republika di Jakarta, Ahad (8/12).

Baca Juga

Menurutnya perusahaan optimisme target penyaluran kredit dapat tercapai karena adanya program pemerintah yang terus berjalan dan keseriusan pemerintah menggenjot investasi di dalam negeri.

“Kalau kita sih sangat optimis bahwa 2020 akan lebih baik dari 2019 dengan didorong dari internal pemerintah sendiri. Perang dagang juga sudah mulai berkurang jadi ekonomi bisa bergerak," jelasnya.

Selanjutnya, optimisme Frenky semakin kuat dengan pelonggaran yang dilakukan oleh Bank Indonesia. Bank Indonesia telah menurunkan suku bunga acuan sebesar 100 basis poin menjadi lima persen.

Penurunan ini tentu akan direspon dengan penurunan suku bunga kredit, sehingga permintaan kredit akan meningkat. Bank sentral juga menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) Rupiah untuk Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah/Unit Usaha Syariah sebesar 50 basis poin, sehingga masing-masing menjadi 5,5 persen dan empat persen, dengan GWM masing-masing tetap sebesar tiga persen dan berlaku efektif pada 2 Januari 2020.

Bank sentral meyakini dengan penurunan GWM sebesar 50 basis poin maka likuiditas perbankan akan bertambah sebesar Rp 26 triliun. "Penurunan GWM Kalau kita lihat angkanya memang tidak terlalu signifikan tapi membantu likuiditas," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement