Rabu 04 Dec 2019 20:20 WIB

BTN Targetkan Obligasi Global Terserap Sebelum Imlek 2020

BTN akan menerbitkan global bond sekitar 250 juta dolar AS pada awal tahun 2020

Teller Bank Tabungan Negara (BTN) menghitung uang rupiah di Banking Hall Bank BTN, Jakarta, Kamis (9/7).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Teller Bank Tabungan Negara (BTN) menghitung uang rupiah di Banking Hall Bank BTN, Jakarta, Kamis (9/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN menargetkan obligasi internasional atau junior global bond sudah terserap di pasar luar negeri sebelum perayaan Imlek 2020. Hal ini dikarenakan pasar di Singapura dan Hong Kong akan libur ketika merayakan Tahun Baru Imlek sehingga dipastikan tidak ada transaksi di pasar keuangan.

"Kami atur sebelum minggu terakhir itu bisa masuk semua karena pada umumnya BTN (pasarnya) di Singapura," kata Direktur Finance, Planning dan Treasury BTN Nixon Napitupulu di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (4/12).

Baca Juga

Rencananya, Bank BUMN itu menerbitkan global bond sekitar 250 juta dolar AS pada awal tahun 2020. Ia mengharapkan penerbitan obligasi internasional itu menarik dana investor untuk menambah likuiditas korporasi.

Beberapa waktu lalu, lanjut dia, Kementerian BUMN sudah memanggil sejumlah korporasi milik negara termasuk BTN untuk pengaturan penerbitan obligasi internasional itu. "Jadi market itu mengatakan jangan sampai market di Indonesia itu keluar bersamaan. Setidaknya satu minggu, satu. Nah itu kami atur," katanya.

Selain BTN, beberapa BUMN lain yang juga akan menerbitkan global bond, lanjut dia, yakni Pertamina dan Waskita Karya. Beberapa negara pasar yang dituju oleh korporasi itu selain Singapura adalah Amerika Serikat.

Selain menerbitkan global bond, BTN bekerja sama dengan Sarana Multigriya Finansial (SMF) melakukan pencatatan perdana Efek Beragun Aset berbentuk Surat Partisipasi (EBA-SP) senilai Rp 2 triliun di Bursa Efek Indonesia. Pencatatan efek itu diharapkan akan menjadi sumber pendanaan jangka panjang untuk pembiayaan perumahan.

BTN, kata dia, juga mendapatkan pendapatan fee base atas transaksi sekuritisasi tersebut. "Kami juga mendapat manfaat likuiditas sehingga uang bisa diputar kembali karena prinsip sekuritisasi adalah aset KPR dijual putus," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement