Kamis 21 Nov 2019 08:12 WIB

Youngor Cina Berminat Bangun Pabrik Pakaian di Indonesia

Produsen pakaian asal China, Youngor Group, ingin bangun pabrik di Indonesia.

Jenama keluaran Youngor Group China.
Foto: Youngor Group
Jenama keluaran Youngor Group China.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Youngor Group, perusahaan produsen pakaian asal China yang telah berdiri selama 40 tahun, berminat untuk memperluas bisnisnya dengan membuka pabrik di Asia Tenggara. Salah satu negara yang menjadi targetnya ialah Indonesia.

"Kami sedang mempertimbangkan untuk membangun pabrik di Indonesia, Malaysia, dan Thailand," kata Deputi Manajer Youngor Group, Gaogang Hu, di kota Ningbo, Provinsi Zhejiang, China, pada Rabu malam.

Baca Juga

Hu menyebutkan bahwa walau pun telah lama berdiri dan berbisnis, Youngor saat ini tidak mempunyai cabang perusahaan maupun pabrik di luar negeri. Sebelumnya, perusahaan tersebut pernah membuka pabrik di Filipina yang kemudian ditutup karena beberapa alasan.

Perusahaan garmen China itu masih terus bekerjasama dengan beberapa mitra lokal di beberapa negara. Mereka menjalin kemitraan dengan Srilanka dan Romania.

"Kami sejauh ini hanya bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan pakaian lain di luar negeri. Saat ini produk kami lebih banyak dipasarkan secara domestik (di China)," ujar dia.

Youngor sejauh ini banyak menjual produk pakaiannya di bawah jenama lain, seperti Hart Schaffner Marx --merek pakaian pria yang ternama di Amerika dan perusahaan itu mendapatkan hak untuk memproduksi pakaian menggunakan jenama tersebut untuk pasar China, Hong Kong, dan Makau.

Untuk itu, Youngor memiliki visi utama dan terus berupaya untuk membangun merek ternama bagi produk-produk pakaiannya. Perusahaan tersebut juga telah membangun kemitraan strategis dengan lima perusahaan penyedia bahan pakaian kelas internasional, yakni Zegna, Loro Piana, Cerruti 1881, Alumno, dan Albini.

Selain itu, Youngor mengajak kelima perusahaan tersebut bekerjasama untuk membangun bisnis fesyen bersama dengan satu merek "Mayor". Selanjutnya, Youngor juga berupaya untuk memperluas bisnisnya ke pasar lain, terutama ke kawasan Asia Tenggara, termasuk di Indonesia.

Menurut Hu, pasar Asia Tenggara akan menjadi suatu pasar baru bagi perusahaan tersebut dan merupakan pasar yang sangat berbeda dengan pasar China.

"Jika kami ingin membuka pasar di sana (Asia Tenggara), kami harus menemukan mitra lokal yang sangat sesuai dengan bisnis kami," ucapnya.

Selain itu, menurut Hu, perusahaannya juga perlu mempelajari desain pakaian yang cocok untuk konsumen di pasar Asia Tenggara.

"Jadi, kami bisa bekerjasama dengan mitra lokal untuk memasuki pasar Asia Tenggara, tetapi kami juga harus bekerjasama dengan mitra kami di sektor desain produk," kata Hu menjelaskan.

Youngor Group adalah perusahaan produsen pakaian asal China yang didirikan pada 1979. Total aset Youngor hingga akhir tahun 2017 mencapai 83,1 miliar yuan (sekitar 11,85 miliar dolar AS) dan hasil penjualan perusahaan itu mencapai 66,5 miliar yuan (sekitar 9,48 miliar dolar AS).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement