REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Samsung didorong untuk berinvestasi di Indonesia. Menteri Perindustrian MS Hidayat membujuk perusahaan asal Korea itu untuk membangun pabrik di Indonesia.
Ini mengingat impor ponsel Samsung terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
"Saya memberi tahu dia (Samsung). Dia ingin ada beberapa tax atau insentif yang diterima. Karena mereka saat ini ekspornya cukup besar. Namun impor handphone 1,2 miliar dolar,” ujar Hidayat, Selasa (26/2) usai menemui perwakilan Samsung di kantornya.
Dalam pertemuan itu, lanjutnya, Samsung mempertanyakan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 82 tentang impor produk-produk tertentu. Serta Peraturan Nomor 83 tentang mekanisme importasi ponsel.
"Apabila mereka memberikan komitmen untuk turut investasi di Indonesia, kita baru bisa membicarakan hal itu," kata Hidayat.
Namun, menurut Hidayat, saat ini Indonesia sedang fokus mengatasi defisit perdagangan. Karenanya, hanya bisa diselesaikan melalui investasi. Produk-produk yang menjadi sumber defisit perdagangan diusahakan bisa diproduksi di dalam negeri untuk mengurangi impor.
Sementara, ujarnya, pihak Samsung menilai aturan kementrian perdagangan mengenai impor ponsel menyulitkan penjualan di Indonesia. Hidayat membujuk Samsung masuk di tahun ini.
Jika Samsung tidak masuk pada tahun ini, ada kemungkinan beberapa kompetitor akan masuk ke Indonesia. Salah satu perusahaan yang diprediksi akan masuk yakni Foxconn. Perusahaan ini memproduksi komponen yang digunakan untuk produk Apple.