Jumat 08 Nov 2019 07:10 WIB

Meski Enggan Bergantung ke Amerika, Raksasa China Ini Masih Butuh Google, Karena . . . .

Huawei masih membeli beberapa komponen dari perusahaan asal AS.

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Meski Enggan Bergantung ke Amerika, Raksasa China Ini Masih Butuh Google, Karena . . . .. (FOTO: Reuters/Charles Platiau)
Meski Enggan Bergantung ke Amerika, Raksasa China Ini Masih Butuh Google, Karena . . . .. (FOTO: Reuters/Charles Platiau)

Warta Ekonomi.co.id, Surakarta

Meskipun berkata tak membutuhkan pasokan Amerika Serikat (AS) untuk menjaga performa bisnisnya, Huawei mengaku masih ingin bekerja sama dengan salah satu perusahaan AS. Kira-kira siapa ya?

Menurut Pendiri dan CEO Huawei, Ren Zhengfei, perusahaannya masih membeli beberapa komponen dari AS melalui pabrikan lepas pantai milik perusahaan Negeri Paman Sam. Namun, bukan perusahaan komponen teknologi saja yang penting untuk Huawei, melainkan juga perangkat lunak milik Google.

Sebab, kesediaan sistem operasi Android memengaruhi penjualan ponsel pintar Huawei di pasar internasional. "(Absennya Android) tak jadi masalah di China, tapi jadi masalah untuk penjualan di luar negara asal mereka," tulis laman Phone Arena, dikutip Kamis (7/11/2019).

Baca Juga: Masih Dimusuhi, Bos Huawei Kasih Komentar Nyelekit Soal Tekanan Amerika!

Tak ada solusi yang memungkinkan Huawei melisensikan Android Google dengan layanan yang mencakup Play Store, Search, Maps, Gmail, Youtube, dan sebagainya. Bila tak segera diatasi, pengiriman pabrikan China itu berisiko mendingin. 

Sekadar informasi, Pmpenempatan Huawei ke dalam Daftar Entitas Departemen Perdagangan AS mencegahnya berbisnis dengan rantai pasokannya yang berbasis di AS, termasuk Google. Pembatasan bisnis itu bertujuan memberikan pukulan telak bagi produsen China yang bertumbuh cepat itu.

Daftar Hitam memang berdampak terhadap pasar internasional Huawei, seperti di Eropa. Akan tetapi, hal positif justru terjadi di pasar domestik perusahaan dengan peningkatan pengiriman ponsel pintar hingga 66% dibanding tahun lalu. Itu membuat pangsa pasarnya melonjak menjadi 42,4%.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement