Rabu 06 Nov 2019 10:33 WIB

Ekonomi Sumbar Tumbuh 5,16 Persen pada Kuartal III 2019

Sumber pertumbuhan ekonomi Sumbar berasal dari konsumsi rumah tangga.

Foto udara kawasan pelabuhan Teluk Bayur, di Padang, Sumatera Barat, Ahad (27/10/2019).
Foto: Antara/Iggoy el Fitra
Foto udara kawasan pelabuhan Teluk Bayur, di Padang, Sumatera Barat, Ahad (27/10/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Barat (Sumbar) mencatat ekonomi di provinsi itu tumbuh 5,16 persen pada kuartal III 2019. Ekonomi Sumbar melambat dibanding periode yang sama tahun lalu yang berada pada angka 5,24 persen.

"Pertumbuhan tersebut ditopang oleh lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan 22,18 persen, perdagangan besar dan eceran serta reparasi mobil dan sepeda motor 15,93 persen dan transportasi serta pergudangan 12,68 persen," kata Kepala BPS Sumbar Sukardi di Padang, Rabu (6/11).

Baca Juga

Menurut dia, lapangan usaha yang paling pesat pertumbuhannya pada kuartal III 2019 yaitu sektor informasi dan komunikasi 10,11 persen, penyediaan akomodasi dan minuman 9,33 persen dan jasa lainnya 8,30 persen. Sementara, kunjungan wisatawan asing ke Sumbar mengalami peningkatan dibandingkan kuartal sebelumnya.

Tidak hanya itu, tanaman perkebunan tumbuh positif dipengaruhi oleh naiknya produksi sawit serta terjadi peningkatan produksi semen sejalan dengan permintaan pasar. Kemudian, libur sekolah dan Idul Adha juga turut mempengaruhi peningkatan konsumsi dan transportasi. Angkutan udara juga kembali tumbuh cukup signifikan karena adanya libur sekolah, arus balik Idul Fitri dan lebaran haji, ujarnya. 

Sementara sumber pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat pada kuartal III 2019 berasal dari pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 2,37 persen. Sukardi menyebutkan laju pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumah tangga pada kuartal III 2019 mencapai 4,67 persen. Angka tersebut dipengaruhi oleh adanya bantuan sosial tunai pemerintah yang tumbuh tinggi, meningkatnya penyaluran kredit konsumsi.

photo
Seorang wisatawan asal Jakarta berfoto mengenakan pakaian pengantin di objek wisata Istana Pagaruyuang, Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat,

Dari sisi produksi pertanian tumbuh positif dengan meningkatnya produksi, tanaman perkebunan dan hortikultura dan perikanan. Sektor perdagangan juga tumbuh positif dengan naiknya out put pertambangan dan penggalian batu bara, kata dia.

Berikutnya sektor informasi dan komunikasi tumbuh positif karena terjadi peningkatan trafik data pada semua operator. Hal itu didukung oleh meningkatnya akomodasi dan makan minum ditandai dengan meningkatnya jumlah wisatawan mancanegara dan tingkat hunian kamar hotel.

Sebelumnya Bank Indonesia perwakilan Sumbar menilai pariwisata merupakan roh penggerak ekonomi di provinsi itu akan tetapi sektor tersebut belum tergarap secara optimal.

"Hampir semua wisatawan yang datang ke Sumbar memuji dan mengagumi keindahan alamnya, akan tetapi belum dieksplorasi secara mendalam," kata Kepala BI perwakilan Sumbar Wahyu Purnama.

Menurut dia, kendati alam Sumbar diakui keindahannya namun selama ini belum optimal dalam mempromosikannya. Gubernur perlu bersinergi dengan bupati dan wali kota untuk mempromosikan potensi wisata yang ada di daerah ini, kata dia.

Ia mengusulkan perlu dicanangkan tahun wisata dengan mengambil sejumlah even strategis seperti Festival Tabuik, Festival Kebudayaan Minangkabau, hingga karnaval songket di Sawahlunto. Wahyu menyampaikan salah satu yang sedang dilakukan saat ini adalah membuat konsep pengembangan pariwisata Sumbar.

photo
Sejumlah pembalap melaju pada etape ketiga Tour de Singkarak 2019 di Kelok Sembilan, Kabupaten Limapuluhkota, Sumatera Barat, Senin (4/11/2019).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement