Selasa 29 Oct 2019 18:56 WIB

Garap Desa Wisata Bali, OYO Kolaborasi dengan Bumdes

OYO menyasar potensi yang dimiliki Pulau Dewata Bali.

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Garap Potensi Desa Wisata Bali, OYO Kolaborasi dengan BUMDES Bersama Gianyar Aman. (FOTO: OYO)
Garap Potensi Desa Wisata Bali, OYO Kolaborasi dengan BUMDES Bersama Gianyar Aman. (FOTO: OYO)

Warta Ekonomi.co.id, Jakarta -- Platform pemesanan hotel dan tempat tinggal asal India, OYO, menyasar potensi yang dimiliki Pulau Dewata dengan menggandeng Badan usaha milik desa (Bumdes) Bersama Gianyar Aman yang merupakan gabungan dari 22 desa wisata di Gianyar, Bali.

Kerja sama ini dilakukan pada acara Festival Desa Wisata Nusantara yang digelar pada Ahad (27/10/2019) dan sekaligus meresmikan BUMDES Bersama Gianyar Aman.

Wakil Bupati Gianyar, AA Gede Mayun, sangat mengapresiasi dukungan dari seluruh pihak yang terlibat dalam program Desa Wisata Nusantara di Gianyar.

"Sebagai bagian dari program nasional, Desa Wisata bertujuan untuk mewujudkan desa yang maju, mandiri, dan berdaulat. Harapannya, melalui kerja sama kolaboratif lintas sektor ini dapat makin mengakselerasi pengembangan desa-desa wisata di wilayah Gianyar sehingga dapat turut mendorong sektor pariwisata Bali dan menciptakan multiplier effect pada peningkatan ekonomi warga sekitar," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi Warta Ekonomi, Senin (28/10/2019).

Baca Juga: Rambah Bisnis Baru, OYO Mau Lawan Mamikos dan Infokost

Keterlibatan serta dukungan OYO dalam kerja sama lintas sektor ini ditujukan dalam hal pelatihan di bidang hospitality bagi SDM lokal yang akan mengelola seluruh akomodasi di 22 desa wisata di Gianyar, Bali, baik berupa villa atau homestay supaya berstandar internasional. Selain itu, OYO juga akan memanfaatkan keunggulan teknologi yang dimilikinya untuk memaksimalkan pemasaran desa wisata melalui berbagai kanal distribusi (online dan offline) yang telah tergabung dalam ekosistem OYO.

Deputy Region Head Bali dan Nusa Tenggara OYO Indonesia, Benny Batara, mengaku desa wisata memiliki otentisitas dan daya tarik tersendiri. Namun, tak jarang pengelolaan yang kurang baik membuat desa wisata sering terabaikan.

"Kami melihat desa wisata sebagai potensi destinasi wisata yang otentik dan kental dengan unsur kebudayaan sehingga memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Namun, aspek kualitas, pelayanan, serta pemasarannya seringkali terabaikan," ujar Benny dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi Warta Ekonomi, Senin (28/10/2019).

Ketua BUMDES Bersama Gianyar Aman, Mangku Nyoman Kandia, juga mengapresiasi kerja sama ini. Diharapkan, kerja sama ini mampu membawa Desa Wisata Gianyar menjadi tempat wisata kelas internasional. "Program desa wisata sendiri dapat menjadi sebuah sarana untuk desa-desa yang ada di Kabupaten Gianyar, Bali agar menjadi destinasi wisata yang berstandar internasional, terlebih jika didukung oleh akomodasi yang memiliki kualitas dan standar yang baik," ujarnya.

Baca Juga: Dewan Bilang BUMDES Harus Majukan Ekonomi Desa

Sepanjang tahun 2019 sejumlah 2,2764 desa wisata telah dikembangkan  oleh Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi, dengan 157 desa di antaranya dijadikan desa wisata berstandar internasional. Bali menjadi salah satu destinasi wisata utama di Indonesia yang mampu memberikan kontribusi signifikan bagi pendapatan devisa pariwisata nasional. 

Di bawah PT Bali Desa Aman terdapat 22 desa di daerah Gianyar, Bali yang akan dikembangkan menjadi desa wisata sehingga dengan adanya kerja sama kolaboratif ini diharapkan desa-desa wisata di Bali dapat terus tumbuh dan memberikan kontribusi ekonomi bagi daerah sekitar maupun negara. Industri pariwisata di Indonesia kini makin menunjukkan peluang untuk berkembang dan melenggang di kancah internasional.

Data dari The Travel and Tourism Competitiveness Report dari World Economic Forum menyebut pada tahun 2019 peringkat indeks daya saing pariwisata Indonesia berhasil menduduki peringkat ke-4 di Asia Tenggara dan peringkat ke-40, berhasil naik 2 peringkat dari tahun 2017 yang sebelumnya menduduki peringkat ke 42 dari 140 negara di seluruh dunia.

Selain itu, industri Pariwisata di Indonesia pada tahun 2019 juga berhasil menyumbang ke devisa negara sebesar US$17,6 miliar.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement