Rabu 16 Oct 2019 00:45 WIB

Bulog Sebut Realisasi Operasi Pasar Beras Dibawah Target

Penyalur beras belum mau menerima stok beras Bulog karena pasokan masih cukup banyak.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Dwi Murdaningsih
Pekerja mengangkat beras di Gudang Bulog Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (31/5).
Foto: Antara/Yusran Uccang
Pekerja mengangkat beras di Gudang Bulog Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (31/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasokan beras milik Bulog dipastikan cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga penghujung 2019. Stok beras yang tersimpan di gudang saat ini mencapai 2,3 juta ton. Melimpahnya stok beras Bulog lantaran realisasi penyaluran beras lewat operasi pasar cukup rendah dari target yang ditetapkan.

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseseo menuturkan Bulog menargetkan dapat menyalurkan beras melalui operasi pasar sebanyak 15 ribu ton per hari. Namun, realita di lapangan hanya 3.000 - 4.000 ton per hari meski harga beras Bulog lebih murah. Ia pun mengaku berbagai penyalur beras belum mau menerima stok beras Bulog lantaran pasokan masih cukup banyak.

Baca Juga

Menurutnya, kondisi itu mencerminkan bahwa kebutuhan beras dalam negeri belum begitu melonjak. Di sisi lain, ketersediaan beras di pasar tradisional maupun Pasar Induk Beras Cipinang masih sangat mencukupi.

"Kita sudah intervensi (pasar) tapi faktanya penyerapan beras Bulog kecil. Jadi stok kita sampai akhir tahun sangat cukup," kata Direktur Utama Bulog, Budi Waseso usai Rapat Koordinasi Beras di Kemenko Perekonomian, Jakarta Selasa (15/10) malam.

 

 

Sejauh ini, berdasarlan laporan yang diterima, penyaluran beras terbanyak terdapat di wilayah Bali dan Nusa Tenggara Timur. Terdapat kenaikan harga nasional secara perlahan namun masih wajar. Sebab, saat ini tengah memasuki musim tanam dan panen raya baru tiba pada bulan April 2020.

Hanya saja, kata Buwas, jika terdapat lonjakan harga yang signifikan akan kontradiktif dengan ketersediaan beras di pasar bebas saat ini. "Kebutuhan masih belum banyak, ada kenaikan karena memang gabah berkurang. Tapi stok beras di pasar saat ini masih banyak," kata Buwas.

Di sisi lain, Buwas menambahkan, penyaluran beras untuk Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di bawah target. Dari target yang ditetapkan sebanyak 150 ribu ton per bulan hanya 60 ribu ton per bulan. Minimnya penyaluran beras Bulog untuk Keluarga Penerima Manfaat menunjukkan bahwa kebutuhan beras masih dipenuhi oleh beras diluar Bulog.

Karenanya, stok beras milik Bulog untuk mengamankan harga hingga akhir Desember 2019 dinilai sangat cukup. Sisa stok beras Bulog pada akhir tahun masih di kisaran 1,3-1,5 juta ton dengan asumsi terdapat kenaikan penyaluran hingga akhir tahun.

Sementara itu, Buwas menuturkan pihaknya masih akan terus melakukan penyerapan gabah maupun beras untuk persediaan. Hingga Selasa (14/10), realisasi pengadaan beras oleh Bulog sebanyak 1,08 juta ton dari target total 1,8 juta ton. Buwas menyampaikan, mudah bagi Bulog untuk mencapai target realisasi.

Namun, kondisi saat ini tidak memungkinkan sehingga pihaknya harus mengerem pengadaan. Itu lantaran penyalurna beras Bulog di hilir cukup minim. Baik dalam program BPNT maupun operasi pasar beras. "Target pengadaan bisa terealisasi, tapi untuk distribusi ke hilir belum pasti. Artinya, stok kita masih banyak," ujar dia.

Sementara itu, Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Farmasi Kementerian BUMN, Wahyu Kuncoro, menyampaikan, sementara ini pemerintah baru memastikan stok hingga akhir tahun. Menurut dia, yang terpenting bukan volume pengadaan beras Bulog, namun ketersediaan stok di gudang yang mencukupi untuk melaksanakan stabilisasi harga.

Mengenai evaluasi kinerja Bulog untuk pengadaan beras tahun depan, Wahyu mengaku belum ada pembicaraan. Ketercukupan stok beras Bulog hingga musim panen raya pada April 2020 mendatang juga belum dipastikan. "Kita belum sampai kesana karena masih ada rapat lagi. Pokoknya sampai akhir tahun sisa stok Bulog masih ada sekitar 1,3 juta ton dari stok saat ini 2,3 juta ton," katanya.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement