Jumat 18 Jul 2025 10:02 WIB

Kemendag Dorong Digitalisasi Pasar Tradisional untuk Perkuat Ekonomi Daerah

Transformasi digital diyakini jadi kunci efisiensi perdagangan rakyat.

Warga melakukan transaksi digital menggunakan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) saat membeli daging di pasar. (ilustrasi)
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Warga melakukan transaksi digital menggunakan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) saat membeli daging di pasar. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI — Kementerian Perdagangan mendorong digitalisasi pasar sebagai upaya mempermudah transaksi perdagangan dan memperkuat ekonomi daerah. Wakil Menteri Perdagangan, Dyah Roro Esti Widya Putri, menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah pusat dan daerah untuk mendorong transformasi pasar tradisional.

“Terkait dukungan pusat, kami memiliki banyak program yang digaungkan bersama daerah. Misalnya, dalam revitalisasi pasar, terdapat aspek fisik dan nonfisik. Untuk yang nonfisik, kami mengedepankan digitalisasi,” ujarnya saat meninjau Pasar Grosir Ngronggo, Kota Kediri, Jawa Timur, Kamis (17/7/2025).

Baca Juga

Ia menambahkan, pemerintah siap memberikan dukungan dalam bentuk sosialisasi dan pelatihan penggunaan gadget bagi para pedagang guna mengoptimalkan penerapan teknologi digital.

“Pedagang kami berikan dukungan sosialisasi dalam hal kemampuan menggunakan gadget, sehingga digitalisasi bisa dioptimalkan untuk kegiatan berjualan. Insya Allah ini akan berjalan karena ada yang bisa kita perjuangkan,” katanya.

Dalam kunjungan tersebut, Wamendag juga berdialog dengan para pedagang terkait harga komoditas. Pasar Grosir Ngronggo merupakan pusat distribusi buah dan sayur-sayuran. Hasil pantauan menunjukkan pasokan dan harga relatif stabil.

Alhamdulillah, pasar ini sangat ramai, bahkan pada sore hari. Ini merupakan tanda bahwa perekonomian di Kota Kediri baik-baik saja,” tambahnya.

Wali Kota Kediri, Vinanda Prameswati, yang mendampingi Wamendag, menyampaikan bahwa Kota Kediri telah menjadi episentrum perdagangan di kawasan Kediri Raya.

“Pergerakan ekonomi di kota ini cukup pesat, khususnya pada komoditas sayur dan buah. Setiap hari pasar ini ramai. Barang dari berbagai daerah datang dan didistribusikan hingga ke Jakarta dan Pulau Kalimantan,” ujarnya.

Ia menambahkan, Pasar Ngronggo dan pasar tradisional lainnya menjadi penopang utama dalam menjaga stabilitas inflasi di Kota Kediri. Saat ini terdapat 14 pasar tradisional yang masih aktif beroperasi.

“Pada Juni 2025, inflasi Kota Kediri secara month to month tercatat sebesar 0,46 persen, year to date mencapai 1,31 persen, dan year on year sebesar 1,88 persen. Angka ini lebih rendah dibandingkan rata-rata Jawa Timur yang sebesar 2,02 persen. Ini berkat kerja sama erat TPID Kota Kediri,” jelasnya.

Vinanda menyampaikan, kehadiran Wakil Menteri Perdagangan di Kota Kediri merupakan penghormatan sekaligus peluang. Ia berharap pertemuan ini dapat menghadirkan inspirasi dan kebijakan yang konkret untuk mendukung para pedagang dan petani.

“Terima kasih atas kunjungan, pembinaan, dan perhatian dari Kemendag. Semoga dari pertemuan ini lahir kebijakan yang bermanfaat bagi pasar, ekonomi rakyat, dan stabilitas harga nasional,” tuturnya.

Turut hadir dalam kegiatan ini, antara lain Direktur Sarana Perdagangan dan Logistik Sri Sugy Atmanto, Direktur Pengembangan Ekspor Jasa dan Produk Kreatif Ari Satria, Wakil Wali Kota Qowimuddin, Sekretaris Daerah Bagus Alit, Kepala Disperdagin Wahyu Kusuma, Kepala Bagian Perekonomian Tetuko Erwin, Dewan Pengawas Perumda Pasar Joyoboyo Edi Darmasto, Direktur Perumda Pasar Joyoboyo Djauhari Luthfi, perwakilan perbankan, serta tamu undangan lainnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement