Ahad 24 Aug 2025 09:02 WIB

Harga Kopi Arabika Melonjak Tajam, Brasil Sebut Tarif AS Jadi Biang Kerok

Harga arabika di ICE New York tembus 3,74 dolar AS per pon pada Agustus.

Pekerja menunjuk biji kopi yang akan digiling menjadi kopi di Toko Sedap Djaja Wong Hin, Jatinegara, Jakarta, Rabu (20/8/2025). Pasar kopi arabika global melonjak pada Agustus dengan harga naik lebih dari 30 persen di bursa ICE.
Foto: Republika/Prayogi
Pekerja menunjuk biji kopi yang akan digiling menjadi kopi di Toko Sedap Djaja Wong Hin, Jatinegara, Jakarta, Rabu (20/8/2025). Pasar kopi arabika global melonjak pada Agustus dengan harga naik lebih dari 30 persen di bursa ICE.

REPUBLIKA.CO.ID, SAO PAULO — Pasar kopi arabika global melonjak pada Agustus dengan harga naik lebih dari 30 persen di bursa ICE, terutama dipicu kenaikan tarif tajam dari Amerika Serikat. Hal itu diungkapkan Ketua Dewan Eksportir Kopi Brasil (Cecafe), Marcio Ferreira.

Tarif sebesar 50 persen yang diberlakukan terhadap kopi Brasil oleh pemerintahan Trump sejak 6 Agustus membuat ekspor ke AS tidak layak dan mengganggu pasar, kata Ferreira dalam wawancara.

Baca Juga

“Dalam pertemuan dengan pihak Amerika, saya menegaskan bahwa kenaikan tarif menciptakan lingkungan ketidakpastian dan mendorong harga kopi global naik — mungkin tanpa batas,” ujar Ferreira.

“Pasar tidak dapat membaca di mana puncak harga berada,” tambahnya.

Kontrak berjangka kopi arabika di ICE New York dikutip sekitar 3,74 dolar AS per pon pada Jumat, naik dari sekitar 2,80 dolar AS pada akhir Juli. Kinerja panen di Brasil, produsen dan eksportir kopi terbesar di dunia, tidak akan membaik dalam waktu dekat, kata Ferreira.

Panen arabika 2025, yang hampir selesai, menghasilkan sekitar 10 persen lebih sedikit dari perkiraan. Ia menambahkan, embun beku bulan ini kemungkinan akan menekan produksi tahun depan.

Akibat tarif tersebut, importir beralih ke negara lain seperti Amerika Tengah dan Kolombia, tetapi menghadapi premi lebih tinggi dibandingkan kontrak berjangka ICE, jelas Ferreira.

“Ketidakpastian ini menarik dana untuk membeli di bursa, wajar jika dana masuk dari sisi pembelian — pasar menjadi menguntungkan secara spekulatif,” katanya.

Namun, kopi Brasil saat ini mengalami “peningkatan substansial” permintaan dari Eropa dan Asia, yang “jauh di atas ekspektasi,” ujar Ferreira. Pertumbuhan itu tidak selalu disebabkan oleh konsumsi lebih tinggi di Eropa, melainkan juga peran negara seperti Jerman yang mengekspor kembali kopi olahan ke Amerika Serikat, yang menerapkan tarif lebih rendah pada barang asal Eropa.

sumber : REUTERS
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement