Rabu 22 Oct 2025 14:38 WIB

BI: Ketidakpastian Global Masih Tinggi, Dampak Tarif AS Tekan Ekonomi Dunia

Pertumbuhan global 2025 diperkirakan hanya 3,1 persen, China jadi pengecualian.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam konferensi pers KSSK kuartal II 2025, Senin (28/7/2025).
Foto: Humas LPS
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam konferensi pers KSSK kuartal II 2025, Senin (28/7/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) memandang perekonomian dunia masih berada dalam tren melambat akibat kebijakan tarif Amerika Serikat (AS) yang mendorong ketidakpastian global tetap tinggi. AS kembali mengenakan tarif tambahan terhadap sejumlah sektor sejak 1 Oktober 2025.

“Perkembangan global ini menuntut kewaspadaan dan penguatan respons kebijakan untuk memitigasi dampak rambatan ketidakpastian perekonomian dan pasar keuangan global yang masih tinggi tersebut terhadap perekonomian domestik,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Oktober 2025 yang digelar secara daring di Jakarta, Rabu (22/10/2025).

Baca Juga

AS kembali mengenakan tarif tambahan terhadap sektor farmasi, mebel, dan otomotif sejak 1 Oktober 2025, serta mengumumkan rencana pengenaan tarif tambahan sebesar 100 persen terhadap produk asal China.

Berbagai indikator menunjukkan kebijakan tarif AS memperlemah kinerja perdagangan global, yang tercermin dari melambatnya ekspor dan impor di sebagian besar negara.

Di AS, pertumbuhan ekonomi masih lemah sehingga mendorong berlanjutnya penurunan kondisi ketenagakerjaan.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement