REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat realisasi program campuran bahan bakar biodiesel sebanyak 40 persen atau B40 periode Januari–September 2025 mencapai 10,57 juta kiloliter (kl), dengan nilai penghematan devisa negara sebesar Rp 93,43 triliun.
“Selain menghemat devisa hingga mencapai Rp 93,43 triliun, mandatori program ini mampu menyerap lebih dari 1,3 juta tenaga kerja serta menurunkan emisi karbon hingga 28 juta ton,” ucap Menteri ESDM Bahlil Lahadalia saat dikonfirmasi dari Jakarta, Rabu (tanggal tidak disebut).
Tak hanya menghemat devisa melalui pengurangan impor solar, Bahlil juga menyampaikan bahwa realisasi program B40 disertai dengan peningkatan nilai tambah minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) hingga Rp14,7 triliun.
“Petani sawit menjadi pahlawan energi baru. Program transisi energi ini membuka lapangan kerja baru sambil menjaga kelestarian bumi. Dari kebun sawit rakyat hingga tangki kendaraan bermotor, rantai nilai biodiesel telah menjadi bukti Indonesia mampu menciptakan ekosistem energi yang mandiri, berkelanjutan, dan berkeadilan,” kata Bahlil.
Selain bioenergi, pemerintah juga mempercepat pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) dan menggencarkan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).
“Pemerintah sudah meresmikan puluhan pembangkit energi terbarukan, mempercepat proyek PLTS berkapasitas 100 gigawatt (GW),” ujar Bahlil.