REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mendorong para pakar pertanian yang tergabung dalam Perhimpunan Meteorologi Pertanian Indonesia (PERHIPMI) untuk memanfaatkan air hujan. Dia meninta, PERHIPMI mempu menciptakan inovasi sawah tadah hujan.
"Kata kuncinya jangan biarkan air hujan jatuh di bumi Indonesia kemudian langsung lari ke lauat kalau bisa di recycling 2 sampai 3 kali di lahan kering. Ini sangat bagus," kata Amran di IPB International Convention Center (IICC) Kota Bogor, Kamis (3/10).
Amran mencontohkan sejumlah negara telah membuat inovasi sawah tadah hujan melalui recycle. Dia mengatakan, inovasi tersebut dapat meningkatkan hasil panen dibidang pertanian.
"Kami lihat beberapa negara seperti Jerman recycle 40 kali air. Kemudian Korea Selatan juga demikian," katanya.
Dengan mengelola air hujan, Amran menuturkan, produksi Indonesia di sektor pertanian akan mengalami peningkatan secara signifikan. Dia menyatakan, ketahanan pangan Indonesia dapat menembus lumbung dunia.
"Indonesia pasti makmur. Lumbung pangan dunia pasti bisa lebih cepat kita raih," katanya.
Dia menjelaskan, hasil panen pada sektor pertanian khususnya pada tanaman padi dapat meningkatkan dua hingga tiga kali lipat. Sehingga, para pelaku usaha di bidang pertanian dan juga petani juga turut sejahtera.
Berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik), ekspor komoditas pertanian tahun 2013 hanya 33 juta ton. Namun pada 2018 melonjak tajam mencapai 42,5 juta ton sehingga terdapat kenaikan 9 juta ton dan rata-rata kenaikan ekspor per tahunnya 2,4 juta ton.
"Kalau bisa naik untuk sektor padi dua kali lipat itu luar biasa apalagi 3 kali lipat. Produktifitas naik, ekspor naik, pertumbuhan ekonomi naik hilirisasi naik, industri berkembang dan petani berkembang," ucapnya.