Jumat 13 Sep 2019 09:33 WIB

GrabFood vs GoFood Tingkat ASEAN, Siapa Juara?

Kami merasa, bisnis di bidang itu pada akhirnya akan bernilai miliaran dolar.

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
GrabFood vs GoFood Tingkat ASEAN, Siapa Juara?. (FOTO: Dimas Ardian/Bloomberg)
GrabFood vs GoFood Tingkat ASEAN, Siapa Juara?. (FOTO: Dimas Ardian/Bloomberg)

Warta Ekonomi.co.id, Surakarta -- Grab dan Gojek menjadi dua startup besar yang memperebutkan pasar Asia Tenggara, karena kekuatan layanan berbagi tumpangan mereka. Namun, kini kedua pemain itu tengah berperang di sektor pengantaran makanan internasional.

Melansir DealstreetAsia (12/9/2019), dalam waktu empat tahun, Gojek telah merangkul 400 ribu mitra UMKM makanan di Indonesia, Vietnam, dan Thailand. Di sisi lain, Grab menguatkan layanan lewat akuisisi bisnis pengantaran makanan Uber pada 2018.

"Saat ini, pasar pengiriman makanan Asia tenggara memang jauh lebih kecil daripada transportasi. Namun, pendapatan pasar (makanan) diprediksi setara bahkan bertumbuh lebih besar dari transportasi daring selama lima tahun ke depan," ungkap Florian Hoppe, partner di perusahaan konsultan manajemen Asia Tenggara, Bain & Co.

Baca Juga: Amazon Tutup Layanan Pengiriman Makanan Restoran di AS

Lebih lanjut, Managing Director lengan investasi privat Warburg Pincus, Jeff Perlman menilai, permintaan terhadap pengiriman makanan meningkat saat perusahaannya mulai berinvestasi di Grab pada tiga tahun lalu.

"Kami merasa, bisnis di bidang itu pada akhirnya akan bernilai miliaran dolar," jelas Perlman.

Secara global, industri pesan makanan daring telah tumbuh menjadi bidang yang begitu kompetitif. Namun, di Indonesia, pengiriman makanan daring hanya menyumbang 1,3 persen dari total pasar makanan. Sementara, di Amerika Serikat (AS) nilainya mencapai 8 persen dan di China sekitar 12 persen, menurut data Euromonitor.

"Saat ini, kami baru menyentuh permukaan (sektor pengiriman makanan daring). Kami sangat percaya, ini merupakan peluang besar," kata Chief Food Officer Gojek, Catherine Sutjahyo.

Baca Juga: Balap Gojek, Grab Rencana Gandeng OVO Dan DANA

Gojek memproses 2 miliar dolar AS transaksi pengiriman makanan pada 2018. Perusahaan itu mengolah data yang tercatat di platformnya untuk mempelajari pola konsumsi, perlaku pengemudi, dan lalu lintas. Karena itulah, laman Gofood menawarkan rekomendasi berdasarkan pembelian yang sering pengguna lakukan.

Sejak memulai ekpansi internasional akhir 2018, Gofood telah mengudara hingga ke Hanoi, Kota Ho Chi Minh, dan Bangkok. Strategi lain ialah pujasera makanan bernama Gofood Festival yang tersedia di 30 lokasi secara nasional. Gojek berupaya membuka 10 lokasi lagi tahun ini.

Baca Juga: 4 Perusahaan Taksi Online Terbesar di Dunia, Gojek Urutan Berapa?

Grab pun berupaya mengejar ketertinggalan dengan memperluas jaringan layanan pengantaran makanan ke 200 kota di Indonesia. Perusahaan juga membuka delapan dapur khusus bernama GrabKitchen.

Di sisi dunia yang lain seperti India, Uber juga mulai bertransisi ke bisnis pengiriman makanan guna memperoleh keuntungan lebih tinggi, setelah melihat potensi dalam layanan antar makanan Grab dan Gojek.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement