REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Mandiri Tbk memperkirakan pasar obligasi akan menjadi menarik ketimbang produk deposito. Adapun perkiraan ini apabila Bank Indonesia (BI) kembali menurunkan suku bunga acuan pada tahun ini.
Kepala Riset Fixed Income PT Mandiri Sekuritas Handy Yunianto mengatakan saat ini tingkat imbal hasil obligasi atau yield negara 10 tahun berkisar 6,75 persen sapai tujuh persen, sehingga masih ada perkiraan penurunan 60 basis poin hingga 70 basis poin.
"Terakhir LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) baru guarantee deposite rate itu terakhir 6,25 persen sampai September. Nanti juga kan turun lagi mestinya karena BI rate (BI 7-Day Reverse Repo Rate) turun. Jadi kemungkinan suku bunga turun ya obligasi menjadi lebih menarik," ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Kamis (12/9).
Menurutnya permintaan pasar obligasi dalam negeri masih tinggi dengan penurunan tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia. Perbankan dan institusi lainnya seperti dana pensiun dan asuransi telah meningkatkan permintaan instrumen yang diterbitkan oleh negara ini.
"Jika tingkat suku bunga acuan diturunkan yield obligasi negara akan menjadi menarik untuk investasi jangka panjang," ucapnya.
Faktor pendorong lainnya dari supply obligasi oleh pemerintah. Pada tahun ini pemerintah kembali menerapkan strategi strategi penerbitan atau front loading lebih awal.
Dia menjelaskan, kebutuhan penerbitan surat utang pemerintah pada tahun ini mencapai Rp 840,5 triliun, sedangkan sampai 3 September 2019 pemerintah telah merealisasikan penerbitan senilai Rp 678 triliun. Maka sampai akhir tahun nanti diperkirakan nilai penerbitan diperkirakan hanya akan mencapai Rp 84,2 triliun dan rerata nilai penerbitan per lelangnya mencapai Rp 13,5 triliun.
"Kan sudah issued banyak nih jadi ke depannya jauh berkurang. Jadi kalau suplai berkurang, kalau pengen nyari barang kan harus di secondary market biasanya harganya lebih tinggi karena investor mau melepas barangnya kalau harganya lebih bagus," jelasnya.
Sementara Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan hingga akhir tahun inflasi diperkirakan masih akan stabil pada level 3,4 persen. Sehingga ada potensi Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuannya ketiga kali pada tahun ini.
"Kita melihat bahwa dengan inflasi yang relatif stabil 3,4 persen atau di tahun depan 3,3 persen ini mungkin ada ruang BI akan memangkas kembali suku bunga acuannya 25 bps sampai akhir tahun," ucapnya.