Rabu 19 Mar 2025 17:40 WIB

Pasar Obligasi Indonesia Paling Potensial Tarik Dana Investor Asing

BI sebut aliran modal global bergeser ke investasi obligasi dan emas.

Rep: Eva Rianti/ Red: Lida Puspaningtyas
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulan Maret 2025 di Kompleks BI, Jakarta, Rabu (19/3/2025).
Foto: Eva Rianti
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulan Maret 2025 di Kompleks BI, Jakarta, Rabu (19/3/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan, aliran modal global yang semula terkonsentrasi ke Amerika Serikat (AS) bergeser sebagian ke komoditas emas dan obligasi di negara maju dan negara berkembang. Menurut penuturannya, pergeseran ke emas merupakan yang paling tinggi.

“Portofolio investasi global berubah, dulu hampir semua portofolio investasi saham, obligasi, maupun berbagai sekuritas, semua ke AS. Dengan perkembangan terakhir, untuk SBN dan obligasi yang dimiliki pemerintah maupun swasta sudah mulai ada pergeseran, sebagian mulai berbalik ke emerging market, tapi yang besar adalah pergeseran ke investasi emas,” kata Perry dalam Konferensi Pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) Maret 2025 di Kompleks BI, Jakarta, Rabu (19/3/2025).

Baca Juga

Sementara itu, Perry mengatakan, portofolio saham masih terkonsentrasi ke negara maju kecuali AS, dan belum masuk ke negara emerging market.

Ia menerangkan bahwa memang di pasar keuangan global, ketidakpastian masih berlanjut dengan diwarnai oleh penurunan yield US Treasury dan melemahnya indeks mata uang dolar AS, di tengah ketidakpastian penurunan Fed Funds Rate (FFR).

“Jadi memang penurunan harga saham terjadi di AS dan regional Asia, sehingga investasi portofolio ini lebih banyak mengalih ke negara maju selain AS. Itulah bacaan-bacaan kami,” jelasnya.

Perry menekankan, BI masih mempercayai instrumen-instrumen aset keuangan Indonesia secara fundamental tetap menarik bagi investor. Baik SBN, SRBI, maupun instrumen aset keuangan lainnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement